REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wonderful Startup Academy kembali diselenggarakan pada 2019. Kegiatan diprakarsai Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (KUKM) dan International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, dengan Kolega Coworking Space dan MDigi sebagai pelaksana program.
Kegiatan inkubasi pengembangan perusahaan rintisan itu menjadi program percepatan bagi pengusaha yang fokus bergerak di bidang kepariwisataan. Pendaftaran Wonderful Startup Academy Batch 2 secara resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 20 Desember 2018 dan akan ditutup pada 11 Januari 2019.
Menurut rilis pers yang diterima Republika.co.id, jumlah pendaftar yang telah tercatat sampai saat ini mencapai 236 orang dari Aceh sampai Papua. Angka tersebut meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan Wonderful Startup Academy batch pertama 2017 silam yang pendaftarnya berjumlah 180 orang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya lewat pernyataan resminya menyampaikan bahwa batch pertama yang diselenggarakan sebelumnya menunjukkan hasil yang sangat bagus. Dia mengajak anak-anak muda yang menggagas perusahaan rintisan untuk mengikuti kegiatan sebelum pendaftaran ditutup.
Pimpinan Wonderful Startup Academy, Hiramsyah S Thaib, menginformasikan tujuan utama program, yaitu menciptakan ekosistem pariwisata digital di Indonesia. Dia meyakini Wonderful Startup Academy dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan wisatawan mancanegara.
"Dengan demikian, Wonderful Startup Academy ini adalah kegiatan yang mendukung salah satu program pemerintah yaitu Program 10 Destinasi Pariwisata Prioritas," ujarnya.
Wonderful Startup Academy batch dua memiliki durasi program yang lebih singkat, padat, efektif, serta proses seleksinya melibatkan perusahaan modal ventura. Perusahaan rintisan yang mendaftar disyaratkan berusia satu sampai dua tahun, memiliki transaksi cukup baik, dan mempunyai produk terkait industri pariwisata layak jual.
Rangkaian kegiatan Wonderful Startup Indonesia batch dua terdiri dari tiga tahap. Peserta akan mendapat pendampingan selama satu bulan di co-working (creative camp), inkubasi selama satu bulan (creative center), serta akselerasi selama satu bulan (creative capital).
Program terdiri dari edukasi, berbagi pengetahuan, mentoring hingga validasi terhadap pasar maupun bisnis serta akses kepada pemangku kebijakan, sesama pelaku bisnis pariwisata, maupun konsumen langsung. Hiramsyah mengatakan, pendiri perusahaan rintisan yang mengikuti kegiatan akan mendapat banyak manfaat.
Beberapa di antaranya, mereka akan memperoleh pendampingan dari ahli bisnis, baik dari kalangan pelaku bisnis, pemerintahan, atau akademisi. Perusahaan rintisan pun terekspos pada jaringan dan akses pasar yang difasilitasi oleh Kemenpar, KUKM, dan ICSB Indonesia.
"Peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan ke kawasan industri usaha kecil menengah dan berbagai objek wisata di Indonesia serta berkarya di co-working space yang memiliki fasilitas lengkap, lokasi yang strategis, dan memiliki kesempatan bertemu calon investor," tuturnya.