Rabu 09 Jan 2019 07:58 WIB

Saham Apple dan Facebook Bawa Wall Street ke Level Tertinggi

Indeks S&P 500 telah menguat dalam tujuh sesi dari sembilan sesi terakhir

Wall Street (ilustrasi)
Foto: VOA
Wall Street (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks S&P 500 di Wall Street melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu pada penutupan perdagangan Selasa (8/1) atau Rabu (9/1) pagi WIB. Lonjakan ini ditopang saham Apple, Amazon, Facebook dan saham-saham industri lainnya.

Reli tiga hari dimulai pada Jumat (4/1) setelah data pekerjaan AS yang kuat dan komentar dovish tentang suku bunga oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell telah mengangkat S&P 500 lebih dari sembilan persen dari posisi terendah 20-bulan yang tersentuh sekitar Natal. Indeks S&P 500 telah menguat dalam tujuh sesi dari sembilan sesi terakhir.

Amerika Serikat dan Cina akan memperpanjang perundingan perdagangan di Beijing untuk hari ketiga yang tidak dijadwalkan, kata seorang anggota delegasi AS. Sejauh ini, para pejabat dari kedua belah pihak terdengar optimis mengenai hasil perundingan.

"Anda sedang melihat beberapa negosiasi terjadi dan pasar mulai berpikir bahwa mungkin kita akan mulai melihat penyusunan kerangka kerja," kata Anik Sen, kepala ekuitas global di PineBridge Investments.

Sektor industri S&P yang sensitif terhadap perdagangan naik 1,41 persen. Saham Boeing Co melonjak 3,79 persen, memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan Dow, setelah perusahaan mengatakan telah mengirimkan rekor 806 pesawat pada 2018.

Apple Inc naik 1,91 persen, mendapatkan kembali kekuatannya setelah perusahaan pekan lalu memperingatkan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan untuk iPhone-nya. Tetapi kenaikan sektor teknologi dibatasi oleh penurunan saham-saham produsen chip, setelah Samsung menyalahkan penurunan laba kuartalan sekitar 29 persen karena permintaan chip yang lemah.

Indeks Philadelphia Semiconductor turun 0,49 persen. Menambah kesengsaraan, Goldman Sachs meramalkan tahun yang sulit bagi para pembuat chip, terutama di paruh pertama.

Investor-investor lain tetap optimis tentang hasil kuartalan AS mendatang. "Ini tahun baru dan investor benar-benar mundur dan melihat fundamental, serta menyadari itu bukan cerita yang buruk seperti yang mungkin kita pikirkan menjelang akhir tahun," kata Jeff Kravetz, ahli strategi investasi regional di US Bank Wealth Management.

Indeks jasa-jasa komunikasi naik 1,58 persen, dengan Facebook Inc bertambah 3,25 persen setelah JPMorgan mengatakan perusahaan media sosial itu menjadi salah satu pilihan internet favorit untuk 2019.

Amazon.com Inc naik 1,66 persen, meningkatkan kapitalisasi pasarnya menjadi 810 miliar dolar AS dan memperkuat posisinya sebagai perusahaan AS yang paling berharga.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 1,09 persen menjadi berakhir pada 23.787,45 poin, sedangkan S&P 500 naik 0,97 persen menjadi 2.574,41 poin, dan Komposit Nasdaq menambahkan 1,08 persen menjadi 6.897,00 poin.

Sektor keuangan adalah satu-satunya komponen indeks S&P yang tidak naik, berakhir tidak berubah karena kurva imbal hasil surat utang pemerintah AS datar. Saham PG&E Corp terus menurun, jatuh 7,34 persen setelah S&P Global Ratings melucuti peringkat kredit utilitas listrik California itu dari tingkat layak investasi.

Union Pacific Corp melonjak 8,73 persen setelah perkeretaapian No. 1 AS itu menetapkan veteran industri Jim Vena sebagai chief operating officer-nya. Saham-saham yang menguat melebihi jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 3,36 berbanding satu dan di Nasdaq dengan rasio 2,16 berbanding satu.

S&P 500 tidak membukukan tertinggi baru 52-minggu dan satu terendah baru; Komposit Nasdaq mencatat 28 tertinggi baru dan 15 terendah baru. Volume transaksi di bursa AS mencapai 8,0 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,0 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement