REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Negara Indonesia (WNI) di Gabon kini merasa lebih tenang dan aman setelah upaya kudeta oleh beberapa anggota militer berhasil digagalkan. Jaringan internet pun sudah bisa diakses kembali karena sempat terputus selama krisis berlangsung.
"Situasi sudah terkendali. Leadernya sudah ditangkap. Internet sudah bisa kembali. Semua aman dan sehat," kata Fatah Noor, WNI yang bekerja di perusahaan agro di Gabon, kepada Republika.co.id, Rabu (9/1).
Fatah sebelumnya menyampaikan kekhawatirannya atas upaya kudeta yang terjadi dan berharap tidak terjadi kerusuhan. "Ada sekitar seribuan WNI di sini (Gabon). Semoga saja nggak terjadi rusuh," ujarnya.
Jumlah WNI di tempatnya bekerja mencapai 400 orang. Di Gabon juga tidak ada Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI). Kedubes RI terdekat berada di Nigeria. "Nggak ada, jadi kedubesnya di Negeria. Jauh," ujarnya.
Fatah pun mengungkapkan situasi yang terjadi di sana. Warga di Ibu Kota Gabon, Libreville, memilih tidak bekerja dan tidak ada yang berani ke luar rumah. "Di Ibu Kota sudah nggak ada yang kerja. Nggak ada yang keluar dari rumah," papar dia.
Juru Bicara Pemerintahan Gabon Guy Bertrand Mapangao mengumumkan bahwa pemerintahannya telah berhasil menggagalkan kudeta usai terbunuhnya dua anggota militer dan menangkap tujuh pemberontak lainnya. "Situasi kini sudah di bawah kendali. Pemerintah sudah aman. Institusi juga sudah aman," ujar Mapangao seperti dilansir Aljazirah Rabu (9/1).
Baca: Pemerintah Gabon Gagalkan Kudeta Militer