REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah membangun Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) di Jalan Kopo. Targetnya, RSKIA sudah bisa beroperasi pada Juli mendatang.
Wali Kota Bandung Oded M Danial pun menyempatkan meninjau pembangunan sebelum kegiatannya, Rabu (9/1). Oded menyebutkan berdasarkan hasil pantauannya progres pembangunan sudah hampir selesai.
"Tadi ngecek pembangunan sampai mana. Sudah 95 persen pengakuan konsultannya dan mereka harus selesai pada tanggal 14 Februari nanti," kata Oded di Pendopo Kota Bandung.
Oded mengatakan tahapan selanjutnya adalah proses penyelesaian bangunan tahap akhir dan melengkapi kebutuhan alat kesehatan. Ditargetkan pada pertengahan tahun, RSKIA sudah bisa beroperasi.
"Lima persen lagi yang belum tinggal interior dalamnya. Diperkirakan mudah-mudahan Juni Juli bisa peresmian," ujarnya.
Ia menuturkan Pemkot Bandung ingin menghadirkan rumah sakit yang bisa bersaing dengan rumah sakit swasta. Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Ia menilai RSKIA ini akan menjadi salah satu rumah sakit bertaraf internasional di Kota Bandung. Meski begitu, seluruh masyarakat umum bisa mengakses layanan kesehatan termasuk kelas bawah ataupun pasien BPJS Kesehatan.
"Pemerintah kan beda dengan swasta ya. Pelayanannya diharapkan maksimal dan prima seperti swasta. Tapi dari sisi tarifnya terjangkau," kata dia.
Ia menyebutkan pembangunan RSKIA yang dimhlai sejak 2016 ini memakan anggaran hingga Rp 500 miliar. Diperkirakan ditambah dengan perlengkapam alat kesehatan (alkes) total anggaran senilai Rp 750 miliar.
Sementara itu Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore, mengungkapkan sampai saat ini pembangunan RSKIA tahap dua ini di antaranya meliputi arsitektur, konstruksi, dan instalasi kelistrikan dan mekanikal. Jaringan instalasi gas medis wajib sesuai standar rumah sakit. Termasuk pemasangan pendingin udara khusus antibakteri. Sedangkan untuk tahap tiga akan menyelesaikan beberapa bagian, seperti lantai, finishing depan, membran dan taman.
Taat mengungkapkan, pelaksanaan pembangunan tahap 3 sekitar pertengahan Februari atau Maret. Dilanjut dengan tahap akhir sebelum nantinya resmi beroperasi.
"Kita terus berjalan berjalan, sehingga Juni sudah bisa selesai tinggal uji coba dalam hal IT. Target Juli harus beroperasi," kata Taat.
Menurut Taat, RSKIA hadir dengan berbagai fasilitas pendukung yang memadai untuk memaksimalkan layanan. Ia menilai yang paling spesial dan menggocek anggaran cukup banyak yakni membangun ruangan operasi atau OK (Operatie Kamer).
"Ruang yang canggih itu OK. Salah satu andalan karena tata udaranya kita pilih yang steril dan berkelas. Itu cukup mahal karena menguras 20 persen dari total anggaran," tuturnya.
RSKIA akan memiliki sekitar 500 kamar. Sebanyak 25 kamar Poli, disiapkan tempat tidur sebanyak 68 untuk kelas (1), 136 untuk kelas (2), 144 bagi kelas (3), serta President Suite, Junior Suite, VVIP, VIP sebanyak 30 tempat tidur. Namun menurut Taat, pada tahap awal jumlah yang dapat diisi sekitar 150-200 kamar.
Sedangkan di segi sumber daya manusia (SDM), Taat mengaku secara bertahap akan membuka rekrutmen untuk berlangsungnya pelayanan. "Proses rekrutmen SDM mulai dari dokter spesialis, bidan dan perawat, itu akan kita kaji dulu," tuturnya.
Perlu diketahui, RSKIA Kopo akan melengkapi kebutuhan layanan kesehatan warga Kota Bandung yang lebih unggul. RSKIA memiliki luas bangunan keseluruhan sekitar 47.000 meter persegi dengan 13 lantai dan dua basement. RSKIA Kopo juga akan melengkapi sarana perawatan intensif dengan 44 tempat tidur untuk ICU, HCU, NICU, PICU, 35 tempat tidur untuk IGD, 30 tempat tidur kamar bersalin, serta 45 tempat tidur Perinatologi