REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Produksi gula kristal di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tergolong cukup besar. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyumas, Wisnu Hermawanto, menyebutkan produksi gula kristal yang dihasilkan petani penderes di wilayahnya mampu mencapai sekitar 30 ton per hari.
Namun dari kapasitas produksi sebesar itu, Wisnu menyebutkan, yang mampu diserap pasar, baik untuk kebutuhan dalam dan luar negeri, baru sekitar 15 ton. ''Untuk itu, kita sedang berupaya agar penyerapan bisa ditingkatkan sehingga kapasitas produksinya juga ikut meningkat,'' jelasnya.
Disebutkan, produksi gula kristal ini perlu terus didorong karena berdampak cukup signifikan bagi peningkatan kesejahteraan petani penderes. ''Dibanding memproduksi gula merah, hasil memproduksi gila kristal jual lebih menguntungkan,'' jelasnya.
Saat ini, ungkapnya, harga gula merah di tingkat petani paling tinggi hanya dihargai sekitar Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kg. Sementara harga gula kristal di pasaran saat ini, mencapai di atas Rp 16 ribu per kg. ''Dengan harga produk yang jauh lebih tinggi, tentu kesejahteraan petani penderas juga akan jauh lebih baik,'' katanya.
Untuk meningkatkan produksi gula kristal tersebut, Wisnu mengaku akan menjajaki kerja sama dengan Komite Ekonomi Kreatif yang ada di berbagai daerah di Tanah Air. ''Bersama Komite Ekonomi Kreatif Banyumas saat ini, kami sedang melakukan penjajakan kerja sama antar pemerintah,'' jelasnya.
Untuk sementara, dari penjajagan kerja sama antar pemerintah sudah dilanjutkan dengan penandatanganan MoU. Antara lain dengan Pemkot Ternate dan Pemkab Sijunjung Provinsi Sumatra Barat. ''Melalui kerja sama antar lembaga tersebut, kita berharap penjualan gula kristal produksi petani Banyumas dan produk-produk lainnya, bisa terus ditingkatkan,'' ujarnya.
Menurutnya, selain gula kristal juga masih ada produk UMKM lainya yang saat ini harus dibantu pemasarannya. Antara lain seperti seperti produk sandal bandol atau sandal dari ban bodol (rusak), keripik sriping ubi kayu, hasil kerajinan sulaman, dan produk UMKM lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas produksi UMKM, Wisnu mengaku pihaknya telah memberikan bimbingan kepada 33 ribu pelaku UMKM, baik untuk memperoleh sertifikasi dan pelatihan teknologi. ''Kita selalu mendukung pengembangan UMKM karena sektor ini mampu menampung tenaga kerja banyak, terutama kalangan muda dan ibu ibu rumah tangga,'' kata dia.