REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian siap memberikan pengamanan berlapis kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu setelah adanya teror diduga bom di kediaman Ketua dan Wakil Ketua KPK pada Rabu (9/10).
"Pengamanan secara prinsip sudah memadai. Namun apabila KPK menginginkan pengamanan secara berlapis, pihak kepolisian siap," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu.
Tidak menutup kemungkinan pengamanan lebih ketat diberlakukan untuk semua pimpinan KPK, meskipun secara internal sudah ada pengamanan yang melekat. Dedi menjelaskan di rumah Ketua KPK Agus Raharjo di daerah Bekasi, Jawa Barat, benda mencurigakan ditemukan oleh polisi yang sedang melaksanakan patroli.
Selanjutnya tim Gegana melakukan sterilisasi lokasi dan membawa benda mencurigakan tersebut ke labfor untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Diduga pelaku melakukan aksinya tanpa perencanaan yang matang karena barang diduga bom di kediaman Agus Rahardjo itu tidak meledak.
Setelah diperiksa, elemen di dalam tas itu tidak saling berkaitan dan tidak mungkin menimbulkan ledakan, tetapi ia enggan terburu-buru menarik kesimpulan soal benda itu. Di lokasi terpisah, dua botol berisi spiritus dan sumbu api dilempar ke arah rumah Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarief di Jalan Kalibata Selatan No.42C, RT01/RW03, Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, sekitar pukul 05.30 WIB, Rabu.
Dari dua insiden itu, Detasemen Khusus 88 Antiteror, Polda Metro Jaya bersama tim khusus Mabes Polri menyelidiki aksi teror yang dilakukan orang tidak dikenal kepada pimpinan KPK tersebut.