Rabu 09 Jan 2019 21:36 WIB

Kapolri Didesak Bentuk Satgas Usut Teror ke Pimpinan KPK

Anggota Komisi III DPR mengatakan pihaknya akan mengawasi perkembangan kasus ini.

Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik.
Foto: dpr
Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR Erma Ranik mendesak Kapolri membentuk satuan tugas (Satgas) khusus mengusut kasus teror bom di kediaman dua komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (9/1) pagi. Ia menegaskan, Komisi III DPR akan memantau serius perkembangan pengungkapan kasus tersebut.

"Saya melihat apa yang terjadi adalah teror yang masif, terstruktur dan terencana yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk membuat KPK kecut dan takut dalam melakukan tugasnya memberantas korupsi," kata Erma, Rabu.  

Dalam kesempatan itu, dia meminta agar Kapolri segera turun tangan untuk membentuk Satgas Khusus terkait kasus tersebut. Satgas Khusus tersebut harus bertugas dan bertanggungjawab sekaligus dengan investigasi kasus Novel Bawesdan.

"Satgas Khusus itu, saya minta agar dipimpin langsung oleh Wakapolri dan harus bisa mengungkap siapa pelaku dan aktor utama di balik peristiwa ini. Saya percaya Polri punya semua sumber daya untuk mengungkapnya, dan tinggal kemauan saja," katanya. Menurutnya, Komisi III akan memantau serius kasus ini karena teror terhadap aparat penegak hukum yang menjalankan tugasnya tidak bisa dibiarkan.

Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal memastikan, kediaman dua komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga menerima ancaman teror bom Rabu pagi, saat ini dalam kondisi aman dan kondusif. "Saya imbau masyarakat tenang, kondisi kondusif. Mudah-mudahan tidak ada motif apa pun di sini," kata Iqbal.

Ia mengatakan, kepolisian saat ini tengah melakukan pemeriksaan saksi dan rekaman kamera CCTV di kediaman dua komisioner KPK itu. "Mohon kejadian ini tidak di-framing macam-macam. Biarkan Polri mengungkap kasus ini," tambahnya.

Iqbal menjelaskan, jajaran dari Kepolisian Daerah Metro Jaya dan beberapa pejabat tinggi kepolisian sudah berada di dua lokasi, yaitu di wilayah Kalibata kediaman Laode Muhammad Syarif, dan di Bekasi rumah milik  Agus Raharjo. Iqbal menerangkan, saksi di kediaman Laode mengaku ada sedikit bunyi, sementara saksi di rumah Agus menyatakan tidak mendengar suara apapun.

Sekitar pukul 05.30 WIB, sebuah botol berisi spiritus dan sumbu api tergeletak di depan rumah Laode di Jalan Kalibata Selatan No.42C, RT01/RW03, Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Sementara itu, sebuah paket yang diduga bom ditemukan di kediaman Agus Raharjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi pada Rabu pukul 06.30 WIB. Saat diperiksa, paket di rumah Agus ternyata berisi paralon.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement