REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno menyayangkan adanya aksi teror terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sandiaga menganggap teror tersebut merupakan upaya untuk menghadirkan rasa teror dan menekan upaya pemberantasan korupsi.
"Prabowo-Sandi bersimpati dan turut prihatin dengan upaya-upaya menebar rasa takut dan juga rasa teror," kata Sandiaga di Seknas Prabowo-Sandiaga, Menteng, Jakarta, Rabu (9/1).
Sandiaga memastikan jika terpilih nanti dirinya dan capres Prabowo akan memperkuat penegakan hukum khususnya di bidang pemberantasan korupsi dan pencegahan korupsi. Tidak hanya KPK, Sandi berjanji akan memperkuat institusi Polri dan Kejaksaan.
"Kita pastikan bahwa penegakkan hukum ini jangan sampai bisa diganggu gugat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Seperti diketahui, benda mencurigakan yang diketahui adalah bom molotov dan diduga bom pipa ditemukan di rumah dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, pada Rabu (9/1) pagi.
Di rumah Laode, Jalan Kalibata Selatan 42 C, Jakarta Selatan, benda mencurigakan itu diduga berjenis bom molotov. Dugaan ini muncul dari sejumlah benda yang ditemukan di tempat, berupa botol dan pecahannya.
"Jadi di kediaman pak Laode ada bom molotov. Ada dua botol isinya bahan bakar, ada dua biji yang dilemparkan. Sekali tidak nyala dan tidak pecah masih utuh, yang kedua pecah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (9/1).
Sementara, di kediaman Agus Raharjo Perum Graha Indah Blok A9/15 RT. 004/014 Jatimekar, Jatiasih Kota Bekasi ditemukan tas berisi benda diduga bom berjenis pipa. Benda tersebut dilengkapi dengan kabel-kabel.
Polisi kini tengah mendalami rekaman kamera closed-circuit television (CCTV) untuk mencari pelaku teror bom di rumah pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Polri meminta masyarakat memberikan waktu kepada petugas untuk mengungkap kasus tersebut.