REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku sudah memiliki mitigasi risiko untuk pimpinan lembaga tersebut. Hal itu terkait dengan adanya teror bom di kediaman pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif pada Rabu (9/1).
Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan, untuk mitigasi risiko saat ini masih berjalan. Menurutnya, ketika ada peristiwa atau kejadian, KPK akan langsung lakukan proses mitigasi risiko tersebut, dan jika dibutuhkan beberapa penguatan aspek keamanan.
"Kami sebut dengan mitigasi resiko keamanan. Jadi kalau untuk standar keamanan tentu ada namun kalau ada peristiwa-peristiwa tertentu kita bahas melalui mekanisme mitigasi risiko keamanan, jadi risiko-risikonya dipetakan dan akan dilakukan jika dibutuhkan tindakan-tindakan tertentu," ujarnya.
"Tapi yang pasti untuk pengamanan koordinasi tentu dilakukan juga dengan Polri kalau dibutuhkan pengamanan tambahan misalnya untuk para pimpinan KPK yang 5 orang atau pengamanan yang lain sesuai dengan kebutuhan tersebut," kata Febri di Gedung KPK Jakarta, Rabu (9/1).
"Mari kita tunggu saja bagaimana proses yang terjadi di Polri karena ini adalah dugaan tindak pidana,maka akan ada proses penegakan hukum yang dilakukan," kata Febri.
Sebelumnya, kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif diserang orang tak dikenal pada Rabu (9/1) dini hari. Orang tak dikenal menaruh sebuah tas warna hitam diduga berisi bom rakitan jenis High Explosive di gerbang rumah Agus yang berada di Bekasi, Jawa Barat.
Sementara di kediaman Syarif ditemukan bom molotov. Dari rekaman CCTV di kediaman Syarif, terlihat adanya orang mencurigakan yang melakukan aktivitas di depan rumah Wakil Ketua KPK itu pada Rabu dini hari tadi.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami teror terhadap kedua pimpinan KPK tersebut. Semua pihak diminta sabar dan menunggu hasil investigasi dari jajarannya.