Rabu 09 Jan 2019 22:28 WIB

Pertemuan IMF-WB tak Dongkrak Tingkat Hunian Hotel di Bali

Pertemuan IMF-WB embuat harga tiket perjalanan menjadi mahal.

Host Country Reception Pertemuan IMF-WB digelar di kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Jumat (12/10).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Host Country Reception Pertemuan IMF-WB digelar di kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia (IMF-WB) yang diselenggarakan pada Oktober 2018 dinilai tidak mampu mendongkrak tingkat hunian hotel-hotel yang ada di Bali. Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan di Jakarta, Rabu (9/1), menyebut meski dihadiri banyak peserta, pertemuan internasional yang sudah direncanakan sejak jauh hari itu membuat harga tiket perjalanan menjadi mahal.

"Pertemuan IMF-WB itu harapannya akan mendorong tingkat hunian hotel kan, tapi saat itu harga (hotel) juga naik drastis. Tiket ke Bali juga lebih mahal sehingga tingkat kedatangan wisatawan berkurang," katanya.

Secara umum, lembaga konsultasi properti itu mencatat tingkat hunian hotel sejak awal 2018 mengalami penurunan akibat dampak erupsi Gunung Agung. Namun, seiring dicabutnya travel warning, tingkat hunian hotel di Pulau Dewata kembali meningkat hingga puncak musim pada Juli 2018. Sayangnya, tren positif itu turun hingga perhelatan akbar Pertemuan IMF-WB di Nusa Dua, Bali.

Kendati demikian, Ferry memproyeksikan peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali pada 2019. Terlebih, setelah sistem pembayaran dengan WeChat dan Alipay sudah diizinkan di Bali sehingga dapat mendorong minat kunjungan wisatawan asal China.

Ada pun hingga tiga tahun ke depan, hotel bintang empat dan lima akan mendominasi pasokan hotel di Bali yang penyebarannya tidak akan lagi terpusat di Kuta. Colliers memperkirakan tingkat hunian hotel sepanjang 2019-2021 akan tetap di kisaran 72 persen hingga 73 persen.

"Persaingan hotel di Bali akan semakin ketat ditambah semakin banyaknya pilihan tujuan wisata di Indonesia selain Bali. Meski wisatawan yang datang ke Bali terus bertambah, persentase kenaikannya tidak akan setinggi tahun sebelumnya," jelas Ferry.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement