REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menduga teror berupa temuan dua benda mencurigakan di kediaman pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Laode M Syarif adalah upaya untuk menakut-nakuti. "Diduga hanya menakut-nakuti, tetapi kami ungkap siapa pelakunya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/1).
Iqbal mengklaim, kondisi di sekitar tempat kejadian perkara sudah kondusif pascapenemuan benda diduga bom tersebut. Ia pun meminta masyarakat agar tetap tenang dengan insiden tersebut.
Iqbal juga menegaskan, polisi bakal serius dalam menangani kasus ini. Tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Detasemen Khusus 88 Antiteror beserta subpenyidikan lainnya sudah diturunkan. Iqbal pun mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait teror ini agar mau memberikan informasi pada polisi.
"Semua informasi itu akan melengkapi upaya penyelidikan tim yang bekerja. Jajaran Polda Metro Jaya di-backup Bareskrim bahkan densus melapis ini menandakan polri bergerak cepat dan serius untuk membongkar kasus ini," kata Iqbal.
Hingga Kamis (10/1), polisi memastikan benda yang ditemukan di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo Perum Graha Indah Blok A9/15 RT 004/014 Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi adalah bom palsu atau fake bomb.
Sementara, Polri masih melakukan analisis terhadap benda diduga bom molotov di rumah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif Jalan Kalibata Selatan 42 C, Kalibata, Jakarta Selatan. Polisi masih berupaya mengidentifikasi dua botol yang ditemukan pada Rabu (10/1) itu.