REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung berencana membuat jalur khusus bus layaknya jalur busway di Jakarta. Rencana ini seiring kerja sama Pengembangan Angkutan Umum Massal Pilot Project Sutrinama (Indonesia Sustainable Urban Transport Program) dan Indonesian BRT (Bus Rapid Transit) Corridor Development Project antara Kementerian Perhubungan dengan beberapa provinsi termasuk Jawa Barat yang di dalamnya juga Kota Bandung.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan Kota Bandung menjadi salah satu kota yang mendapatkan bantuan berupa kajian untuk pengembangan koridor BRT dari Kementerian Perhubungan oleh GIZ (Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit). Pihaknya akan mengkaji lokasi yang tepat dijadikan jalur khusus BRT tersebut.
"BRT itu ada jalur khusus seperti Jakarta itu busway. Nah yang itu tuh kita termasuk 1 dari 4 kota mendapat jalur khusus untuk bus. Lokasinya belum ditentukan, tiga kemungkinan yaitu Jalan Soekarno Hatta, lingkar selatan atau Jalan Asia Afrika," kata Didi saat dihubungi wartawan, Kamis (10/1).
Menurutnya bus dengan jalur khusus ini akan lebih melihat pada kebutuhan masyarakat yang paling besar. Nantinya jalur khusus bus ini tidak boleh dilalui kendaraan selain bus.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan GIZ berupa kajian, pengembangan jalur, shelter hingga armada bus yang akan dioperasikan nantinya. Jika nantinya membutuhkam anggaran yang cukup besar, akan ada penyertaan modal dari Pemerintan Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemkot Bandung.
"Rencananya beroperasi 2021, tapi karena sudah ada kajian dengan Korea semoga bisa diperkirakan 2020," ujarnya.
Jika nanti resmi beroperasi di jalur yang ditentukan, ia menyebutkan ada kemungkinan jalur Trans Metro Bandung yang ada di titik tersebut akan dialihkan ke rute lainnya. Ia berharap dengan adanya jalur khusus bus ini maka masyarakat bisa beralih ke moda transportasi massal. Dengan jalur khusus maka bus bisa berjalan tanpa hambatan kemacetan di jalur pada umumnya.
"Terkait angkot kita rencananya mau studi angkot ini jadi feeder. Kalau misalnya jalur utamanya ada bus maka siapa yang nyuplai penumpang ke bus, angkot ini. Turun dari bus mereka naik angkot. Ke depan polanya inginnya seperti itu," tuturnya.
Kerja sama pengembangan jalur khusus BRT ini resmi ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Semarang, Rabu (9/1) kemarin. Yana berharap kerja sama ini bisa dimulai realisasinya pada tahun.
"Ya, Insyaallah, kita akan terus kembangkan lagi setiap tahunnya. Semoga untuk koridor baru bisa cepat selesai kajiannya sehingga bisa langsung operasional,” harap Yana.
Saat ini jalur bus di Kota Bandung masih beriringan dengan jalur kendaraan pada umumnya termasuk untum bus TMB dan Damri. Untuk TMB sendiri Pemkot. Bandung sudah memiliki 4 koridor dengan 40 bus.