REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj memastikan, tidak ada kiai-kiai NU yang menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong atau hoaks. Menurutnya, menyebarkan hoaks merupakan dosa besar.
Adapun Said Aqil menegaskan bahwa Alquran 15 abad yang lalu telah memberikan peringatan, agar umat Islam tidak terpengaruh dengan berita bohong. Oleh karena itu, dia memastikan tidak ada ulama maupun santri NU yang menyebarkan berita hoaks.
"Kalau untuk warga NU saya jamin. Santri-santri, kiai NU tidak mungkin bikin hoaks 7 kontainer dicoblos, tidak mungkin, pasti bukan NU, saya jamin 100 persen," ujar Said Aqil ketika ditemui di kantor wakil presiden, Kamis (10/1).
Said Aqil menjelaskan, kiai-kiai NU selalu mengajarkan akhlak, moral, dan integritas. Artinya, tidak ada kiai NU yang memberikan pelajaran yang merusak kesatuan, kekerasan, maupun fitnah. Said Aqil mengklaim, para kiai NU justru selalu berperan sebagai juru damai dimanapun.
"Juru damai di mana-mana, setiap saat, ada pemilu atau tidak ada pemilu. Pemilu yang sejuk, damai, boleh beda pilihan, tidak boleh jadikan pemilu faktor perpecahan," kata Said Aqil.
Dalam pertemuan dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Said Aqil mengatakan, wakil presiden berpesan agar NU tetap menjadi faktor utama dalam mengawal persatuan. Menurutnya, warga NU banyak tinggal di pedesaan dengan taraf hidup yang rendah. Sehingga tak jarang mudah terpengaruh berita hoaks. Sementara kelas menengah NU cukup kuat sehingga tidak mudah untuk terpengaruh dengan hoaks.
"Perlu dipikirkan pula, karena warga NU banyak di pedesaan dan taraf kehidupannya sangat rendah, mari kita perbaiki bersama-sama ke depan. Saya bilang kelas menengahnya kuat, saya kira hoaks tidak akan laku. Karena kelas menengahnya lemah, kebanyakan di bawah kemiskinan, mudah sekali kena pengaruh hoaks," kata Said Aqil.