REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan, perwakilan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akan datang ke Indonesia untuk membantu PSSI membentuk komite khusus (ad hoc) integritas pencegahan pengaturan skor atau match fixing. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria menyatakan, pertemuan akan digelar pada 15 Januari 2019.
Pihak Polri juga akan diundang dalam acara itu. "AFC akan membantu PSSI untuk membentuk kerangka regulasi komite ad hoc dan urusan teknis lainnya, seperti keanggotannya, batasan-batasannya, bentuk pertanggungjawaban federasi seperti apa, dan lainnya," ujar Ratu, Kamis (10/1).
Selain itu, AFC yang datang ke Indonesia atas permintaan langsung dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) juga akan membimbing PSSI tentang pembuatan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak-pihak lain di luar sepak bola termasuk kepolisian.
Pengalaman AFC yang memiliki MoU dengan pihak polisi internasional (interpol) nantinya menjadi wawasan penting untuk PSSI. "Semua itu akan dibicarakan," jelas Ratu.
Usai pertemuan intensif tersebut, PSSI berharap dalam waktu satu sampai dua bulan komite ad hoc integritas PSSI untuk pencegahan pengaturan skor dapat terbentuk lengkap dengan semua regulasi dan semua hal yang mendukung. Secara umum, Komite Ad Hoc Integritas PSSI akan beranggotakan yang disebut Ratu sebagai 'orang-orang sepak bola'.
Berkaca dari komite sejenis federasi lain, kata Ratu, hal itu karena komite berkaitan dengan hukum khusus (lex specialis) sepak bola. "Di sana nanti ada kontak khusus yang bisa mengarahkan langsung ke pihak berwajib misalnya kepolisian," jelas dia.
Komite Ad Hoc Integritas PSSI diproyeksikan bekerja selama tahun 2019 untuk membuat segala kebijakan pencegahan pengaturan skor. Aturan itu mulai aktif tahun 2020.