REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan mengajak Malaysia dan Thailand untuk memperbaiki harga komoditas karet di bursa global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan, saat ini produksi karet tidak mengalami kelebihan suplai namun harganya terus mengalami penurunan. Sehingga, menurutnya, perlu ada langkah diplomasi untuk memperbaiki harga terutama di bursa komoditas Singapura dan Shanghai.
"Kelihatannya ada yang perlu dibicarakan dengan mereka supaya harga sesuai supply-demand. Kalau stok tidak oversupply, harga kok jatuh," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (11/1).
Darmin menyampaikan, dua bursa yang menjadi acuan penjualan karet tersebut mendapatkan informasi yang kurang tepat terkait produksi. Salah satunya, dia menyebut, ada perbedaan informasi tentang karet yang diproduksi Cina dengan produk Indonesia.
"Ada spekulan banyak ini yang memainkan informasi," katanya.
Darmin pun telah menggelar rapat koordinasi di kantornya yang turut dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir. Dia menyampaikan, pemerintah akan menggalang strategi dengan pemerintah maupun asosiasi pengusaha karet dari Malaysia dan Thailand.
"Kita perlu duduk bersama untuk kemudian mengambil langkah mekanisme yang benar," kata dia.
Selain itu, rakor juga membahas upaya perbaikan harga karet dengan mendorong permintaan dalam negeri. Upaya tersebut yakni dengan memanfaatkan karet untuk campuran aspal.
Darmin mengatakan, penggunaan karet untuk campuran aspal telah banyak dikaji. Biaya produksi aspal dengan campuran karet akan lebih mahal namun dapat memberikan daya tahan lebih lama.
"Kita akan coba memanfaatkannya dengan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR," kata Darmin.