REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL— Pemerintah Afghanistan menuding para pejabat di Kementerian Luar Negeri Iran memainkan peran sebagai juru bicara Taliban.
Juru Bicara Presiden Afghanistan, Shah Hussain Murtazawi, di akun Twitter, mengatakan pemulihan demokrasi dan hak asasi sipil di Afghanistan berada di belakang ketidaktenangan Iran dan kepentingannya yang meningkat dalam hubungan yang berkembang dengan Taliban. "Tak ada kebebasan media di Iran," kata dia seperti dikutip Anadolu, Jumat (11/1).
Mustazawi, yang mengkritik Pemerintah Iran, mengatakan, "Kalian memerlukan persetujuan dari Ayatollah Ahmad Jannati (Ketua Majelis Wali Iran) untuk ikut dalam pemilihan umum. Kelompok minoritas suku dan agama menghadapi tekanan. Iran khawatir bahwa kebebasan di Afghanistan akan menjadi contoh dan oleh karena itu membela argumentasi Taliban."
Murtazawi, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu, mengatakan Iran mesti memusatkan perhatian pada masalahnya sendiri dan mulai menangani tuntutan tokoh pembangkang yang menjalani tahanan rumah, Mis Hossein Mousavi serta Mehdi Karroubi, dan bukan pada urusan Taliban.
Pada Desember 2018 lalu, satu delegasi Taliban mengunjungi Teheran dan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi mengatakan Pemerintah Afghanistan sudah tahu mengenai kunjungan itu.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, pada Rabu (9/1) mengatakan kepada stasiun televisi India, NDTV, selama kunjungannya ke Ibu Kota India, New Delhi, Taliban harus mempertahankan peran pada masa depan Afghanistan tanpa mendominasinya.