Jumat 11 Jan 2019 18:30 WIB

Kemenpar Siapkan Rp 15 M untuk Pulihkan Wisata Selat Sunda

Sejumlah aksi diluncurkan untuk hidupkan kembali wisata kawasan terdampak tsunami.

Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).
Foto: Republika/Prayogi
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kementerian Pariwisata menyiapkan anggaran sekitar Rp 15 miliar untuk pemulihan pariwisata Selat Sunda. Dana disiapkan untuk pemulihan sejumlah kawasan wisata pantai di Anyer, Kabupaten Serang, Pandeglang dan di Provinsi Lampung.

"Total anggaran untuk jangka pendek ini Rp 15 miliar. Menurut saya ini cukup karena untuk anggaran operasional yang sifatnya koordinasi dan lainnya," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya usai rapat kordinasi pemulihan pariwisata Selat Sunda di Anyer Kabupaten Serang, Jumat (11/1).

Sedangkan anggaran terkait pembangunan infrastruktur atau sarana umum lainnya, kata dia, dianggarakan di masing-masing lembaga dan kementerian terkait. Contohnya untuk pembangunan dermaga oleh Kementerian Perhubungan atau jembatan dan jalan oleh Kementerian PUPR.

"Untuk di Banten ini saya belum menerima detailnya, kalau untuk Lombok sudah ada," kata dia.

Ia mengatakan, dalam masa pemulihan pariwisata Selat Sunda tersebut, ia berjanji akan datang setiap bulan ke Banten selama masa pemulihan termasuk ke Lampung. "Ini kali ke dua saya datang ke Anyer, berikutnya akan ke Carita dan Tanjung Lesung," kata Arief Yahya.

Selain anggaran yang dikhususkan untuk pemulihan tersebut, kata dia, Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata Tahun Angagran 2019 untuk Banten Rp 9 miliar dan juga Lampung Rp 33 miliar juga sudah bisa dieksekusi atau digunakan untuk program-program yang sudah direncanakan oleh masing-masing daerah, dalam upaya membantu pemulihan pariwisata di Banten dan Lampung.

"Untuk yang Rp 9 miliar dan Rp 33 miliar dari DAK Pariwisata sudah bisa digunakan. Saya detailnya tidak hafal, tapi biasanya itu untuk membuat jalan setapak, amenitas, menara pandang, gazebo atau yang lainnya," kata Arief yahya.

Menteri Arief dalam rakor tersebut memaparkan sejumlah strategi terkait dengan upaya pemulihan pariwisata di Banten-Lampung pasca-tsunami Selat Sunda. Strategi dimaksud diantaranya merencanakan aksi yang difokuskan untuk pemulihan sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan kepariwisataan, strategi promosi destinasi pariwisata yang tidak terkena dampak, serta pemulihan destinasi pariwisata yang terdampak.

Sedangkan 'quick recovery', kata Menpar, akan dilakukan melaui event-event nasional maupun lokal. "Event daerah yang masuk kalender nasional kita dukung termasuk yang lokal event juga akan kita dukung. Bagi daerah yang sudah siap, silahkan laksanakan dalam upaya pemulihan ini, akan kami dukung," kata dia.  

Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menggelar rapat kordinasi (Rakor) strategi pemulihan pariwisata pasca-bencana tsunami Selat Sunda di Hotel Marbella Anyer, Kabupaten Serang, di Serang. Dalam kesempatan tersebut, Menpar Arief Yahya memberikan pengarahan mengenai upaya pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata bersama Pemprov Banten dan Provinsi Lampung serta kabupaten/kota yang terdampak tsunami Selat Sunda, untuk pemulihan sektor pariwisata, khususnya wisata pantai yang terdampak tsunami tersebut.

Selain itu, menpar juga melakukan dialog dengan para pelaku wisata dari seperti Asita, PHRI, HPI, Balawistda serta pihak manajemen hotal yang merasakan dampak bencana tersebut terhadap pariwisata pantai. "Kita sepakat melakukan program-program Selat Sunda Bangkit," kata Menpar Arief Yahya. Pihaknya bersama pemerintah daerah berupaya melakukan pemulihan sektor pariwisata dampak dari Tsunami tersebut untuk Banten dan Lampung maksimal selama enam bulan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement