REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klub Liga 1 PS Tira mungkin akan jadi klub profesional yang punya tiga nama berbeda dalam tiga tahun beruntun. Klub berjuluk the Army itu berencana memakai nama baru begitu Liga 1 2019 kembali dimulai. Nama itu baru akan diumumkan saat lauching tim untuk kompetisi musim depan.
"Kemungkinan kami akan memakai nama baru. Akan diumumkan saat peluncuran tim buat musim depan," kata Sekretaris PS Tira Yandri dikutip dari laman resmi Liga Indonesia, Jumat (11/1).
PS Tira baru dilahirkan sejak 2015 lalu. Klub itu memakai lisensi Persiram Raja Ampat sehingga berhak langsung berlaga di kompetisi teratas. Sejak berdiri, nama pertamanya adalah PS TNI. Karena saham utama the Army dikuasai institusi militer Indonesia, TNI.
Kompetisi pertama yang diikuti PS TNI ialah Indonesia Soccer Championship (ISC). Di ISC, PS TNI menduduki peringkat juru kunci atau peringkat 18. Untungnya, kompetisi tersebut tidak memberlakun aturan degradasi sehingga PS TNI dapat berlaga di Liga 1 2017.
Di Liga 1 edisi pertama yang sudah resmi dari PSSI dan diakui FIFA, PS TNI hanya finis di peringkat 12. Saat itu, PS TNI dilatih Ivan Kolev selama setengah musim dan bermarkas di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Musim teranyar, PS TNI berganti nama menjadi PS Tira yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Tentara Indonesia dan Rakyat. Musim lalu, PS Tira dilatih Nil Maizar.
Selama musim 2018, PS Tira bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta. Nil Maizar membawa PS Tira finis di peringkat 15. Atau satu tingkat saja di atas zona degradasi.
Musim depan, PS Tira akan kembali bermarkas di Pakansari. Yandri menyatakan, manajemen tim sedang memikirkan nama yang tepat untuk nama baru PS Tira musim depan. Musim depan, pelatih PS Tira adalah Rahmad Darmawan (RD). RD sebelumnya belum pernah melatih PS Tira. Tapi pelatih asal Metro, Lampung, itu merupakan mantan anggota TNI.