REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi mencari pelaku teror bom palsu di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo pada Rabu (9/1) pagi. Salah satu caranya adalah dengan menelusuri sidik jari yang ditemukan di bom palsu tersebut.
"Dari Inafis coba akan mendalami sidik jari. Sidik jari baik yang ditemukan di paralon maupun di tas. Itu akan didalami siapa siapa saja yang pernah memegang barang itu," ujar Karonpenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/1).
Polisi juga telah meminta keterangan saksi. Yakni dua anggota polisi yang pertama kali menemukan barang mencurigakan, mengamankan, dan ikut membantu melakukan sterilisasi pada bom palsu itu.
Saksi lain yang dimintai keterangan adalah ketua RT, tukang bubur dan beberapa orang dari kediaman Agus Rahardjo. Selain sidik jari, Inafis Polri juga memanggil ahli sketsa wajah untuk membuat sketsa dari dari keterangan tukang bubur yang mengaku ditanyai rumah ketua RT oleh orang tidak dikenal.
"Itu lagi dicoba digambar dulu sketsa wajahnya. Nanti dari skesta wajah yang sudah berhasil digambar ahli sketsa akan dimasukan ke laporan forensik," tutur Dedi Prasetyo.
Sementara untuk rumah Laode Syarif, sampai hari ini polisi masih mendalami rekaman CCTV dan kesaksian dari 12 saksi. Botol yang dilempar pun akan dianalisis kembali untuk mencari sidik jari yang selanjutnya akan diidentifikasi guna menemukan orang yang pernah memegang botol itu.
"Kalau ciri-ciri sidik jari orang tersebut memiliki KTP-El itu langsung terkoneksi. Orang itu pasti langsung berhasil diidentifikasi oleh Inafis," ujar Dedi.