REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Sepak bola Italia belum terbebas dari rasialisme. Beberapa pekan lalu, bek Napoli Kalidou Koulibaly mendapatkan perlakuan tak terpuji dari penggemar Inter Milan.
Intinya, Koulibaly dilecehkan hanya karena ia berkulit hitam. Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, diminta mengomentari hal ini. Ia menilai pihak berwenang di negerinya terlalu takut dalam mengambil keputusan untuk menghukum pelaku. Menurutnya itu membuat upaya menghilangkan rasialisme dalam sepak bola Italia sedikit tersendat.
Memang, pihak Serie A kemudian merespons. Mereka menghukum Inter memainkan dua pertandingan kandang dengan stadion tertutup.
Namun, Allegri berpendapat hukumannya tidak spesifik. Ia memuji tindakan Inggris yang melarang pelaku pelemparan pisang ke penyerang Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, dengan tidak boleh menonton langsung di stadion seumur hidup.
"Ini sangat mudah untuk mengidentifikasinya. Ada perangkat di stadion untuk melihat siapa yang tidak menghormati aturan. Di Italia, ketika ada masalah, ada rasa takut mengambil keputusan, karena ini sangat tidak populer," kata allenatore 51 tahun, dikutip dari Four Four Two, Sabtu (12/1).
Allegri menilai, untuk kasus seperti ini, Italia juaranya. Semua pengamat dan pemerhati sepak bola di negerinya bakal membahas tuntas tanpa sebuah situasi solutif.
Juru taktik kelahiran Livorno sedang mempersiapkan timnya untuk duel 16 besar Coppa Italia. Juve bertemu tuan rumah Bologna di Stadion Renato Dall'Ara, Ahad (13/1) dini hari WIB.