REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisian Prancis menembakan water canon dan gas air mata untuk memukul mundur demonstran rompi kuning dalam unjuk rasa pekan kesembilan. Dilansir dari Brisbane News, Ahad (13/1), hal ini polisi lakukan untuk mendorong para pengunjuk rasa dari sekitar monumen nasional Prancis, Arc de Triomphe.
Associated Press, melaporkan dalam unjuk rasa ini kerusuhan pecah di Paris, Bourges, Bordeaux, Rouen, Marseille dan Toulouse. Awalnya pengunjuk rasa melakukan aksi damai saat berjalan dari Kementerian Keuangan di sebelah timur Paris ke arah Arc de Triomphe di sebelah barat.
Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa pecah di sekitar Arc de Triomphe jelang demonstrasi berakhir. Polisi pun menggunakan gas air mata dan water canon untuk mendorong mundur beberapa demonstran yang melemparkan batu dan benda-benda lainnya ke mereka. Pasukan keamanan Prancis yang dilengkapi kendaraan lapis baja menghalangi pengunjuk rasa untuk mendekati kantor kepresidenan Prancis, Champs-Elysees. Lalu lintas di sekitar itu baru dibuka lagi pada malam hari.
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan lebih dari 100 orang ditahan atas kejadian tersebut. Mereka ditangkap di Paris dan beberapa kota lainnya. Termasuk 82 orang yang masih berada di tahanan polisi karena membawa benda yang dapat menjadi senjata dan terlibat dalam kerusuhan.
Unjuk rasa ini meminta pemerintah Prancis untuk memperluas perubahan perekonomian demi membantu kelas pekerja yang kesulitan. Demonstran rompi kuning kembali melakukan unjuk rasa lagi setelah mendapatkan momentu baru. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan sekitar 32 ribu orang menggenakan rompi kuning melakukan unjuk rasa di seluruh penjuru Prancis.
Beberapa ribu pengunjuk rasa melakukan unjuk rasa di pusat kota Bourges. Pihak berwenang Prancis mengerahkan 80 ribu personil mereka di seluruh Prancis. Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengancam akan melakukan pembalasan terhadap siapa pun yang memicu kerusuhan.
Polisi Paris dilengkapi kendaraan lapis baja, kuda, dan anjing penyerang di sekitar ibukota. Stasiun subway dan beberapa toko ditutup, terutama di sekitar gedung-gedung pemerintahan dan Champs-Elysees. Pada unjuk rasa sebelumnya toko-toko barang mewah dihancurkan pengunjuk rasa.
Unjuk rasa yang menuntut kesetaraan ekonomi yang terjadi sejak awal Desember tersebut sempat terhenti saat liburan Natal dan tahun baru. Tapi tampaknya akan mulai kembali dilakukan lagi meski Presiden Prancis Emmanuel Macron sudah menjanjikan penghapusan pajak bernilai miliar dolar AS.