Ahad 13 Jan 2019 12:07 WIB

Pemerintahan AS Alami Shutdown Terpanjang dalam Sejarah

Shutdown pemerintahan AS sudah memeasuki hari ke-22

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
'Governmet Shutdown' di Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: news.yahoo.com
'Governmet Shutdown' di Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Belum ada tanda-tanda shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) akan segera berakhir. Shutdown yang disebabkan Presiden AS Donald Trump yang bersikeras meminta anggaran sebesar 5,7 miliar dolar AS sudah memasuki hari ke-22.

Shutdown pemerintahan AS kali ini bakal menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS. Trump yang bersembunyi di Gedung Putih memperingatkan shutdown kali ini dapat terjadi lebih lama lagi.

Baca Juga

Ia juga menyalahkan oposisinya, partai Demokrat atas tutupnya pemerintahan AS. "Kami akan berhenti untuk waktu lama kecuali Demokrat kembali dari 'liburan' mereka dan kembali bekerja," kata Trump dalam ciutannya di media sosial Twitter, Ahad (13/1).

Demokrat mengatakan Trump menutup pemerintahan dengan 'kemarahan yang tak beralasan'. Ia menolak anggaran bipartisan tahun lalu yang tidak memasukan dana untuk pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko yang ia minta.

Penutupan yang dimulai pada 22 Desember lalu ini mematahkan rekor sebelumnya yang terjadi pada tahun 1995-1996. Ketika shutdown terjadi dalam pemerintahan Bill Clinton yang berlangsung selama 21 hari.

Pekerja pemerintahan federal tidak mendapatkan gaji mereka yang harusnya mereka terima pada hari Jumat (10/1) lalu. Meningkatkan kekhawatiran shutdown ini semakin menekan keuangan para pekerja pemerintahan federal termasuk pengatur lalu lintas penerbangan dan keamanan bandara yang bekerja tanpa dibayar.

Sekitar 800 ribu pekerja pemerintahan federal AS tidak menerima gaji mereka pada hari Jumat  lalu. Beberapa pekerja menjual barang-barang mereka atau membuat kampanye pengumpulan dana di internet agar mereka bisa membayar tagihan.

Bandara Internasional Miami mengatakan mereka akan menutup salah satu terminal lebih awal selama beberapa hari kedepan. Karena kekurangan jumlah petugas keamanan yang memeriksa barang bawaan penumpang. Bandara Miami menambahkan jumlah petugas yang meminta izin terus meningkat.

Serikat Pekerja Pengatur Lalu Lintas Udara AS menggugat badan penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA) pada hari Jumat lalu. Serikat tersebut mengatakan FAA melanggar undang-undang upah pekerja dengan tidak membayar gaji karyawan mereka.

Ini gugatan ketiga serikat pekerja pemerintahan terhadap badan pemerintah yang menangungi mereka. Kepala Secret Service AS yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan Trump, RD Alles memberi peringatan kepada pekerja tekenan keuangan dapat memicu depresi dan kegelisahan.

"Tetap awasi tanda-tanda peringatan berbahaya," kata Alles dalam memonya.

Badan keamanan bandara AS Transportation Security Administration (TSA) yang bertanggung jawab memeriksa barang bawaan penumpang mengatakan angka ketidakhadiran naik 5,5 persen padahal tahun lalu hanya sekitar 3,3 persen. Walaupun angka ketidakhadiran petugas tinggi tapi mereka belum mengubah standar keamanan penerbangan.

FAA yang bertanggung jawab mengontrol lalu lintas udara di AS mengatakan jumlah petugas yang meminta izin karena sakit meningkat tajam. Tapi hal itu tidak menganggung lalu lintas penerbangan di AS.

Untuk membantu para petugas, TSA mengatakan mereka sedang memproses upah para pekerja yang bekerja pada hari pertama shutdown terjadi. Mereka juga mengumumkan akan memberikan bonus sebesar 500 dolar AS kepada para petugas keamanan penerbangan.

Trump mempertimbangkan mendeklarasikan status darurat nasional. Menurutnya hal itu menjadi jalan keluar termudah mendesak Kongres AS untuk meningkatkan kinerja dan tanggung jawab untuk meloloskan dana Rp 80 triliun untuk pembangunan tembok. Tapi pada hari Jumat Trump mengatakan ia tidak akan melakukannya sekarang.

"Demokrat harus segera kembali ke Washington dan bekerja untuk mengakhiri shutdown, sementara itu waktu yang bersamaan mengakhiri krisis kemanusiaan yang sangat buruk di Perbatasan Selatan. Saya di Gedung Putih menunggu kalian," kata Trump di Twitter.

Kepada 57,2 juta pengikutnya di Twitter, Trump meminta agar mereka mendorong anggota legislatif dari partai Demokrat untuk segera mengakhiri shutdown ini. Demokrat menyebut tembok perbatasan dengan Meksiko sebagai kebijakan yang sangat tidak efektif untuk menjawab permasalah lama.

Mereka sudah mengesahkan beberapa rancangan undang-undang di House of Representative untuk membuka kembali pemerintahan tanpa anggaran yang diminta Trump. Tapi Senat yang masih dikuasai partai Republik yang mendukung Trump mengabaikan rancangan undang-undang itu.

Awalnya Trump mengatakan tembok perbatasan tersebut akan didanai oleh Meksiko. Karena dari sana para imigran gelap yang ia sebut sebagai penyeludup narkoba dan manusia menyeberang ke AS. Tapi Meksiko menolak membayar tembok perbatasan itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement