REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Universitas Muhammadiyah Sorong secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung auditorium. Kegiatan dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
Dalam amanahnya, Haedar menekankan jika auditorium itu akan menjadi sekadar bangunan pertemuan. Tapi, merupakan ikon, jejak positif Muhammadiyah mencerdaskan masyarakat, dan memajukan kehidupan serta peradaban Papua.
"Dengan kesabaran, kecerdasan, ketulusan, kita akan terus hadir di bumi Papua untuk berbagi ilmu, peran, agar seluruh warga bangsa semakin maju," kata Haedar, Ahad (13/1).
Ia turut mengimbau agar semua elemen UMS menguatkan jalinan kebersamaan dengan semua elemen Muhammadiyah. Tujuannya, tidak lain agar pembangunan kehidupan masyarakat dapat terlaksana dan dirasakan kemanfaatannya.
Haedar mengingatkan, jika mencerdaskan kehidupan masyarakat dan memajukan peradaban memang merupakan ciri khas Muhammadiyah. Karenanya, ia berpesan agar semua elemen UMS memegang khittah Muhammadiyah tersebut.
Dalam salam sambutnya, Rektor UMS, Hermanto Suaib mengatakan, ini tidak lain merupakan salah satu pengembangan amal usaha di Kabupaten Sorong. Terlebih, UMS bersama Unimuda memang telah menjadi kekuatan besar di Papua Barat.
Ia menekankan, kedua perguruan tinggi itu tidak dipungkiri lagi telah memberikan sumbangsih besar yang tidak ternilai bagi bangsa. Tidak heran jika tren kepercayaan masyarakat kenperguruan-perguruan tinggi Muhammadiyah semakin tinggi.
"Itu juga dibuktikan dengan para pemangku kebijakan yang begitu banyak menawarkan kerja sama," kata Suaib.
Auditorium itu rencananya dibangun di atas tanah seluas 3.500 meter persegi, dan diperkirakan mampu menampung 2.500-3.000 orang. Kebutuhannya menjadi semakin mendesak mengingat banyak kegiatan-kegiatan besar dilaksanakan UMS.
Senada, Ketua PWM Papua Barat, Mulyadi Jaya, memuji desain arsitektur auditorium yang disebut sangat indah. Ia berharap, pembangunannya bisa segera dilaksanakan dan dirampungkan demi bisa memberikan kemanfaatan kepada masyarakat.
Mulyadi menilai, 10 ribu lebih mahasiswa dari tiga perguruan tinggi Muhammadiyah di Papua Barat dan Papua telah merasakan satu ketulusan. Sebagian besar merasa jadi manusia sesungguhnya, yang membuat kontribusi Muhammadiyah semakin terasa.
"Kita akan terus berjuang agar perguruan tinggi Muhammadiyah terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat," ujar Mulyadi.
Peletakan batu pertama dilakukan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua Umum PP Aisyiyah, Rektor Unimuda, Ketua MPM PP Muhammadiyah, Ketua PWM Papua Barat, Ketua PDM Kota Sorong, dan ditutup Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong.