Ahad 13 Jan 2019 19:25 WIB

Pertamina: Harga Avtur Sudah Lewat Kesepakatan Bersama

Dalam menentukan besaran harga jual avtur, Pertamina memperhitungkan banyak hal.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Israr Itah
Petugas mengisi avtur untuk penerbangan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas mengisi avtur untuk penerbangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manager External Communication PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menjelaskan, penentuan harga jual avtur Pertamina kepada sejumlah maskapai penerbangan sudah melewati kesepakatan bersama dalam kontrak jangka waktu tertentu. Arya menjelaskan, dalam menentukan besaran harga jual avtur, Pertamina memperhitungkan banyak hal. 

Arya juga menjelaskan, penentuan harga Avtur juga sangat dipengaruhi pergerakan harga minyak dunia. "Harganya mengacu pada MOPS. Ketika harga minyak dunia turun, harga avtur juga mengalami penyesuaian. Jadi pada prinsipnya, kami yakin harga kami kompetitif," ujar Arya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/1).

Baca Juga

Selain itu, ada banyak hal yang mempengaruhi harga avtur selain harga minyak dunia. Arya menjelaskan, salah satunya nilai tukar mata uang, biaya distribusi, supply chain, dan lain-lain. 

Arya juga menegaskan untuk penerbangan non reguler, Pertamina juga akan memberlakukan harga yang berbeda sesuai dengan kondisi pasar saat itu. "Sehingga, kita harus cermat jika membandingkan harga avtur di satu bandara dengan bandara yang lain. Kondisinya bisa jadi berbeda dan tidak setara untuk diperbandingkan," ujar Arya.

Ketua Reforminer Institute, Komaidi, juga melihat persoalan harga avtur yang saat ini menjadi keluhan sejumlah maskapai sebenarnya tidak bisa semata-mata merupakan kesalahan pihak pemasok. Sebab, secara global, patokan harga jual bahan bakar non subsidi, dalam hal ini avtur yang ada di Indonesia berada pada level moderat.

"Harga BBM non subsidi kita berada pada level moderat. Tidak termasuk yang termahal tetapi juga bukan yang termurah," ujar Komaidi.

Sebelumnya, VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, beban operasional menjadi alasan Garuda menjual tiket pada kisaran harga batas atas seperti saat ini.

Dia menjelaskan, harga avtur menjadi salah satu beban yang besar dalam biaya operasional. "Avtur sudah naik 30 persen dibandingkan negara tetangga. Avtur Indonesia memang lebih tinggi dibandingkan negara tetangga," ujar Ikhsan, akhir pekan lalu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement