Ahad 13 Jan 2019 21:03 WIB

BMKG Imbau Warga di Bantaran Sungai Tingkatkan Kewaspadaan

Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari ini.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Warga beraktivitas di dekat retakan tanah di bantaran Sungai Cikapundung Kolot, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Warga beraktivitas di dekat retakan tanah di bantaran Sungai Cikapundung Kolot, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meingbau warga untuk tetap waspada mengingat puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Januari ini. BMKG meminta masyarakat untuk berperan aktif memantau perkiraan cuara di daerah tempat tinggal atau yang akan dikunjungi.

"Warga tentu yang perlu diantisipasi karena memang kita masih di musim penghujan dan trennya terus menaik paling tidak sampe akhir Januari," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo di Jakarta, Ahad (13/1).

Baca Juga

Prabowo mengatakan, sulit bagi BMKG untuk memberikan informasi satu per satu kepada warga. Sehingga, dia mengungkapkan, informasi terkini terkait cuaca akan lebih mudah didapatkan jika mereka aktif mencari informasi yang dibutuhkan.

Kewaspadaan, dia mengatakan, perlu di tingkatkan terlebih bagi warga yang tinggal di bantaran sungai. Dia melanjutkan, mereka berpotensi terkena luapan air yang meningkat akibat hujan di hulu sungai.

"Kemungkinan hujan di hulu di situ tidak hujan tapi sore datang kiriman air," katanya.

Sebelumnya, BMKG memprediksi tingginya curah hujan yang terjadi di Indonesia bagian barat terlebih di selatan garis ekuator. Prabowo mengatakan, curah dan intensitas hujan yang terjadi juga dapat bervariasi. Kondisi itu, dia melanjutkan, mengingat luasnya wilayah Indonesia sehingga satu tempat dengan tempat lainnya bisa saja berbeda dampak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement