Senin 14 Jan 2019 00:15 WIB

TGB: Jokowi Sosok Pemimpin yang Sungguh-Sungguh Bekerja

TGB menegaskan komitmenya mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMIR -- Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menegaskan komitmennya mendukung Joko Widodo (Jokowi) dan Kyai Maruf Amin pada pilpres 2019. TGB mengatakan, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang sungguh-sungguh dalam bekerja menjalankan amanahnya sebagai kepala negara.

"Pada 2014, Pak Jokowi kalah besar di NTB. Meski demikian, setelah beliau dilantik, tidak kurang perhatiannya kepada NTB," kata TGB saat silaturahmi Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) di GOR NW, Pancor, Lombok Timur, Ahad (13/1).

Baca Juga

Ketua Dewan Tanfidziyah PBNW itu  Nahdlatul Wathan menjelaskan, perhatian Jokowi kepada NTB bukan karena alasan politis. TGB menilai, Provinsi NTB jumlah penduduknya hampir sama dengan Kabupaten Bogor dan bukan hanya memiliki sekira 3,5 DPT dari 5,2 juta penduduk.

"Kalau hanya berpikir mendapatkan suara yang banyak, NTB ini tidak menjadi sumber suara yang sangat menentukan jika dilihat dari jumlah penduduknya," ujarnya.

Namun, kata TGB, selama menjabat sebagai Gubernur NTB dan berinteraksi, Presiden Jokowi sangat sungguh-sungguh bekerja dan memperhatikan pembangunan di NTB meski pada 2014 alami kekalahan yang besar di NTB.

TGB juga tidak setuju jika Jokowi dianggap melakukan meminimalisasi terhadap ulama maupun pemimpin yang tidak peduli terhadap Islam. TGB menyebut bahwa isu tersebut tidak benar dan dilontarkan karena ketidaksukaan kepada Jokowi.

"Dari apa yang saya saksikan, insyaAllah beliau seorang muslim yang baik," kata TGB.

TGB menjelaskan, isu kriminalisasi ulama terhadap Habib Riziq Shihab yang dijadikan sebagai tersangka waktu pemerintahan Jokowi, namun kemudian telah diberikan SP3. Kata TGB, apa yang dialami Habib Riziq sebelum pemerintahan Jokowi jauh lebih kejam.

"Sebelum pemerintahan Jokowi, Habib Riziq tidak hanya dijadikan sebagai tersangka tapi sampai ditahan sampai berakhir masa tahanannya namun tidak ada yang berteriak kriminalisasi ulama. Kemana orang-orang yang getol meneriakkan kriminalisasi ulama saat ini," ungkap TGB.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement