Senin 14 Jan 2019 08:49 WIB

Pemimpin Oposisi Venezuela Ditangkap

Menteri Komunikasi Venezuela mengatakan penangkapan tersebut tindakan sewenang-wenang

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Venezuela
Foto: walls-world.com
Bendera Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang menguasai badan legislatif negara tersebut (National Assembly) ditangkap. Penangkapan Juan Guaido terjadi hanya beberapa hari setelah ia mengungkapkan tengah bersiap mengambil alih kekuasaan dari Presiden Nicolas Maduro.

Guaido ditangkap ketika sebuah mobil yang ia gunakan untuk berpergiaan diberhentikan di jalan tol. Dalam sebuah video yang direkam pengendara di jalan tol itu terlihat sejumlah tentara dari Bolivarian National Intelligence Service menarik Guaido dari mobilnya dan membawanya dengan sebuah mobil berwarna putih.

Pemerintah Vanezuela mengatakan Guadio langsung dibebaskan. Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan penangkapan Guaido merupakan tindakan 'sewenang-wenang' dan pemerintah tidak memerintahkan penangkapan tersebut.

"Kami baru mengetahui ada situasi yang tidak biasa dimana sekelompok pejabat bertindak secara sepihak, menginisiasi prosedur tidak biasa terhadap anggota kongres Juan Guaido," kata Rodriguez, seperti dilansir dari New York Times, Senin (14/1).

Setelah dibebaskan Guaido langsung menuju ke kota La Guaira di mana ia akan berbicara di aula kota itu. Rodriguez mengatakan persoalan ini sudah diselesaikan dan pejabat-pejabat yang menginiasi penangkapan ini sudah dihukum.

"Para pejabat yang sukarela untuk menjalankan 'pertunjukan' ini sudah dipecat dan pelakunya akan dikenakan prosedur displin yang paling keras," kata Rodriguez.

Maduro melakukan sumpah jabatan untuk yang kedua kalinya pada Kamis (9/1) lalu. Ia memenangkan pemilihan yang menurut banyak negara berlangsung dengan curang.

Selama enam tahun pemerintahanya perekonomian Venezuela mengalami krisis yang mengakibatkan kelaparan dan kekerasan. Sebanyak tiga juta orang melarikan diri dari Venezuela sejak krisis mulai terjadi.

Pada hari Jumat (10/1) Guaido yang baru berusia 35 tahun mengajak rakyat Venezuela turun ke jalan untuk menentang jabatan kedua Maduro. Ia juga meminta angkatan bersenjata mendukungnya menjadi presiden pelaksana sementara pemilihan umum dipersiapkan.

"Konstitusi memberikan legitimasi untuk menjalankan tugas kepresidenan ditengah negara mengadakan pemilihan umum, tapi saya butuh dukungan dari warga untuk mewujudkannya," kata Guaido.

Maduro menuduh pemimpin partai oposisi itu mencoba menciptakan perpecahan. National Assembly yang dipimpin Guaido dan dikuasai oposisi sebenarnya sudah dicabut kekuasannya pada tahun 2017 ketika Maduro membuat majelis perwakilan yang baru Constituent Assembly.

Badan legislatif yang memiliki kekuasaan dalam menulis dan meloloskan undang-undang itu dikuasai pendukung Maduro. Pemerintahan Maduro jarang menanggapi dengan serius seruan-seruan Guaido. Tapi menteri yang mengurus penjara Iris Varela mengancam Guaido melalui media sosial Twitter.

"Saya memiliki sel dan seragam yang siap Anda gunakan, saya berharap Anda segera memberikan nama-nama dalam kabinet Anda jadi kami tahu siapa yang akan pergi ke dalam penjara bersama Anda," kata Varela.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement