REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras di Kabupaten Bandung, Ahad (13/1) malam menyebabkan tiga kecamatan terendam banjir. Selain permukiman warga yang terendam, sekolah-sekolah turut terendam banjir di antaranya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Andir, Baleendah.
Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Bojongsoang. Kegiatan warga terhambat akibat banjir yang merendam permukiman.
Para siswa SDN 1 Andir juga terkena imbasnya. Mereka terpaksa belajar di aula pramuka kwartir Kabupaten Bandung. Mereka belajar di lantai tanpa alas dipandu oleh guru-guru.
Tidak ada meja atau pun kursi penunjang belajar termasuk papan tulis. Jam belajar pun dipersingkat dari pukul 07.00 Wib hingga pukul 11.00 WIB.
SDN 01 Andir di Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir, para siswa terpaksa belajar di aula kantor pramuka kwartir cabang Kabupaten Bandung, Senin (14/1).
Saat ditemui di aula pramuka, Nuri (12 tahun) siswa kelas VI mengaku tidak fokus belajar sebab rumahnya ikut terendam banjir di Kampung Jambatan, RT 07 RW 09, Baleendah, Kabupaten Bandung. Ia mengaku bersama ibunya mengungsi ke GOR Inkanas sejak Ahad (13/1) malam.
"Belajarnya nggak fokus soalnya kepikiran banjir," ujarnya, Senin (14/1).
Nuri mengaku sudah sering belajar dengan kondisi seperti ini. Sehingga, baginya belajar di pengungsian sudah bukan hal luar biasa lagi.
Kepala Sekolah SDN 1 Andir, Yeti Setiawati mengungkapkan banjir mulai masuk ke sekolah sejak Ahad pukul 17.00 Wib. Secara perlahan, air terus naik hingga ketinggian banjir mencapai atap sekolah. Banjir pun merendam lima kelas dan peralatan sekolah seperti bangku, meja dan bor.
SDN 01 Andir di Baleendah, Kabupaten Bandung terendam banjir, para siswa terpaksa belajar di aula kantor pramuka kwartir cabang Kabupaten Bandung, Senin (14/1).
"Kalau sekarang relatif sudah menurun sepertinya. Kita kemarin tidak ada persiapan jadi anak yang sekolah di aula sedikit," ujarnya, Senin (14/1). Dari 220 siswa di SDN Andir, hanya sekitar 35 orang yang masuk sekolah dan belajar di pengungsian. Rata-rata mereka tinggal jauh dari sekolah sehingga rumahnya tidak terendam oleh banjir. Sementara, yang tinggalnya dekat sekolah terjebak banjir dan terpaksa izin sekolah.
Yeti mengatakan, diperkirakan para siswa akan tetap belajar di aula pramuka mengingat hujan yang masih sering terjadi. Kemudian, dua ruang di Sanggar Kegiatan Belajar Baleendah akan digunakan oleh dua kelas V dan VI yang sebentar lagi akan ujian.
"Sudah ada kelima kalinya siswa belajar di pengungsian sejak Oktober 2018 hingga sekarang," katanya.
Dirinya berharap agar sekolah bisa direhabilitasi dengan cara ditingkatkan. Sehingga, ketika sekolah terendam anak-anak bisa belajar dan tidak pindah ke pengungsian.