REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Mike Pompeo mengatakan, Senin (14/1), para pemimpin Arab Saudi memberikan jaminan bahwa siapa pun yang bertanggung jawab dalam pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi akan dihukum. Khashoggi dibunuh pada Oktober 2018 lalu di dalam Konsulat Kerajaan Saudi di Istanbul.
Pembunuhan itu mengundang protes internasional, termasuk dalam bentuk sanksi Kementerian Keuangan AS terhadap 17 orang serta resolusi Senat AS, yang menuding Pangeran Mohammed bertanggung jawab dalam pembunuhan tersebut.
Menurut penilaian CIA, sang putra mahkota bersalah karena memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Tuduhan itu dibantah oleh para pejabat Saudi.
Sedikitnya 21 warga Saudi sudah ditahan dan lima orang menghadapi hukuman mati terkait pembunuhan Khashoggi. Lima pejabat juga dipecat, termasuk seorang penasihat senior Kerajaan.
"Mereka berdua (Raja Salman dan Putra Mahkota, red) tahu bahwa pertanggungjawaban harus dilakukan. Mereka berbicara soal proses yang sedang berlangsung di negara mereka, baik proses penyidikan maupun proses peradilan," kata Pompeo.
"Mereka menekankan komitmen untuk mencapai sasaran, harapan-harapan yang kita tentukan untuk mereka."
Kecaman atas pembunuhan Khashoggi itu telah mempertegang hubungan Saudi dengan sekutu-sekutu Barat serta memusatkan perhatian pada tindakan yang dilancarkan Arab Saudi di dalam negeri terhadap orang-orang yang berbeda pandangan serta perang di Yaman, yang telah berlangsung hampir empat tahun.
Pompeo mengatakan dalam pertemuannya dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, ia juga mengangkat masalah-masalah hak asasi manusia. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 80 menit itu, Pompeo mengatakan ia berbicara dengan para pemimpin Saudi soal para pegiat perempuan, yang ditahan saat musim panas tahun lalu serta dituduh berkhianat.
Soal Yaman, Pompeo dan Pangeran Mohammed sepakat soal kepentingan untuk terus menurunkan ketegangan serta mematuhi perjanjian-perjanjian yang dibuat bulan lalu pada perundingan di Swedia. Perundingan itu digelar dalam upaya untuk mengakhiri perang saudara antara pemerintahan dukungan Saudi serta kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.