Selasa 15 Jan 2019 08:15 WIB

Ritel Berguguran karena Daya Beli Turun?

Pemerintah diminta membuat aturan yang dapat menjaga daya beli stabil.

Red: Friska Yolanda
Warga memasuki gerai Hero yang masih buka di kawasan Gondangdia, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Warga memasuki gerai Hero yang masih buka di kawasan Gondangdia, Jakarta, Senin (14/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Adinda Pryanka/Iit Septyaningsih/Ahmad Fikri Noor

JAKARTA -- Daya beli yang menurun disebut-sebut sebagai penyebab PT Hero Supermarket Tbk (HERO) terpaksa menutup sejumlah gerainya di Indonesia. Pemerintah diminta membantu intervensi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan daya beli tersebut. Di sisi lain, pelaku bisnis ritel diimbau untuk menyesuaikan bisnis dengan perkembangan zaman. 

HERO menyebut akan menerapkan strategi keberlanjutan bisnis. Di antaranya dengan memaksimalkan produktivitas kerja melalui proses efisiensi atau penutupan toko.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menilai, penutupan sejumlah gerai PT Hero Supermarket Tbk (HERO) merupakan salah satu upaya ritel untuk melakukan efisiensi. Para pelaku ritel memutuskan menutup di sejumlah lokasi untuk kemudian ekspansi dengan cara yang berbeda, di antaranya, memanfaatkan platform online seiring dengan perkembangan niaga daring (e-commerce).