REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah meminta para fasilitator terpadu agar bergerak lebih cepat dan menyederhanakan berbagai proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa. Khsusnya dalam mewujudkan hunian tetap (huntap) bagi masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa.
Hal ini dia katakan usai upacara pembukaan operasi teritorial TNI dan pemberangkatan fasilitator terpadu di Lapangan Gunung Sari, Lombok Barat, Selasa (15/1).
"Melalui operasi teritorial kita tingkatkan proses lercepatan rehabilitasi dan rekonstruksi, tolong jangan bikin ribet, tapi tidak melanggar aturan. Kalau ada kekurangan nanti kita perbaiki bersama," ujar Zul.
Zul menyampaikan, dengan meningkatnya jumlah fasilitator akan lebih mempermudah masyarakat memiliki hunian yang layak sehingga tidak lagi terkendala pencairan dana, bentuk rumah, dan proses administrasi lainnya.
"Kita sudah meminta kepada pemerintah pusat untuk menyediakan lebih banyak alternatif, mudah-mudahan dengan banyak pilihan dan fasilitator akan lebih mudah terlaksananya berbagai program rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Zul.
Komandan Korem162/WB Kolonel Ahmad Rizal Ramdani mengatakan, jumlah fasilitator yang terdiri atas TNI, Polri, dan masyarakat sebanyak 1.700 orang yang akan membantu pemerintah untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekontruksi pascabencana. Rizal menambahkan, fasilitator akan bertugas di sejumlah desa yang terdampak gempa di NTB.
"Diharapkan dengan adanya fasilitator ini InsyaAllah pencairan bisa lebih cepat sehingga target 1.000 rumah dalam bulan ini bisa terlaksana," kata Rizal.