Selasa 15 Jan 2019 14:07 WIB

AS Kembali Jual Minyak ke Cina Setelah Disetop 2 Bulan

Pengiriman kapal kargo minyak AS ke Cina menjadi pertanda kembali dibuka perdagangan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)
Foto: amveruscg.blogspot.com
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Sedikitnya tiga kapal kargo berisi 4 juta barel minyak mentah sudah berlayar dari Texas, Amerika Serikat (AS) menuju Cina Januari 2019 ini. Keberangkatan kapal kargo ini menjadi pertanda dibuka kembali pintu perdagangan minyak mentah antara AS dan Cina, setelah sempat terhenti selama dua bulan. Cina memang sempat menyetop impor minyak mentah dari AS menyusul adanya perang dagang antara dua negara.

Sumber yang dikutip Reuters menjelaskan bahwa kapal kargo dijadwalkan tiba di Pelabuhan Cina antara akhir Januari hingga awal Maret 2019. Jual beli minyak mentah antara kedua negara kembali terbuka setelah perusahaan Cina secara besar-besaran membatasi diri untuk mengimpor minyak dari AS.

"Hal ini menunjukkan bahwa Cina melanjutkan pembelian minyak mentah AS," ujar sumber anonim Reuters yang bekerja di perusahaan kargo AS, Senin (14/1).

Cina merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia sekaligus konsumen nomor wahid dari produksi minyak AS. Cina langsung menduduki sebagai pembeli minyak mentah AS terbanyak setelah larangan pengapalan dicabut pada 2015 lalu. Setiap harinya Cina mengimpor 325 ribu barel minyak mentah AS dalam 9 bulan pertama 2018.

Selain minyak mentah, Beijing juga melanjutkan pembelian kacang kedelai dari AS tahun 2019 ini. Meski begitu, otoritas di Cina tetap memberlakukan tarif impor 25 persen terhadap produk kedelai dari AS.

Hingga saat, salah satu kapal mengangkut minyak mentah dari AS yakni supertanker Alboran tercatat berada di Afrika Selatan. Sementara dua kapal lainnya, yakni the Almi Atlas and the Manifa, tercatat masih berada di Brasil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement