Rabu 16 Jan 2019 09:26 WIB

Kementan Dorong Petani Milenial Masuki Pasar Ekspor

SDM pertanian ditargetkan berorientasi ekspor.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Anggota Komisi IV DPR RI, Cucun Ahmad Samsurijal saat melepas ekspor sayuran ke Singapura dan Brunei di Lembang, Bandung, Kamis (3/1).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Anggota Komisi IV DPR RI, Cucun Ahmad Samsurijal saat melepas ekspor sayuran ke Singapura dan Brunei di Lembang, Bandung, Kamis (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) meluncurkan program gerakan Ayo Galakan Ekspor Generasi Milenial Bangsa atau disingkat Agro Gemilang, Selasa (15/1). Hal ini merupakan upaya pemanfaatan potensi generasi muda dalam peningkatan ekonomi.

"Agro Gemilang dimulai pada hari ini dan dilakukan serentak oleh Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian di seluruh Indonesia," kata Kepala Barantan Banun Harpini saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Nasional 2019 di Hotel Alana Sentul.

Menurutnya, program Agro Gemilang ini sekaligus untuk menyiapkan generasi muda menghadapi era revolusi industri 4.0. Berbagai upaya dari seluruh unit kerja dijajaran pemerintahan termasuk Kementerian Pertanian melakukan persiapan bagi generasi yang akan memimpin Indonesia di tahun 2030 ini.

Kementan Siap Distribusi 20 Juta Ayam/Itik ke 400 Ribu RTM

Setelah gerakan pembangunan SDM petani milenial yang diluncurkan oleh Badan SDM Kementan, kini Agro Gemilang menjadi program Barantan untuk mempersiapkan dan mendorong para petani muda untuk memasuki pasar ekspor. Program Agro Gemilang tersebut dengan tujuan gerakan peningkatan kemampuan pemuda tani berorientasi ekspor dalam pemenuhan persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS) dilakukan serentak diseluruh Indonesia.

Dalam waktu dekat pada bulan Februari ditargetkan sebanyak 750 orang, terus berlanjut sampai dengan akhir target ditargetkan sebanyak 5.000 orang. Peserta masing-masing adalah para eksportir dan rumah kemas (packing house) komoditas pertanian, Kelompok tani, Pelaku tani, Asosiasi komoditas pertanian dan Mahasiswa Fakultas Pertanian.

Fokus lokasi selama satu bulan kedepan masing-masing pada produk hewan adalah komoditas sarang burung walet (sbw) di sentra peternakan walet dan produk tumbuhan berupa sayuran di Bandung, bunga potong di Garut, tanaman hias di Sukabumi, manggis di Subang, Tasikmalaya, Denpasar dan Banyuwangi. Juga pendampingan bagi komoditas ekspor rempah dan kayu manis di provinsi Sumatera Barat serta kopi di Malang dan beberapa wilayah di  Sumatra Utara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement