REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Netflix menaikkan biaya bulanan untuk pelanggan di Amerika Serikat. Kenaikan antara 13 persen hingga 18 persen.
Dikutip dari Reuters, Rabu (16/1), kenaikan harga ini merupakan yang pertama bagi perintis streaming video tersebut sejak 2017. Ekspansi secara global dan menghabiskan banyak biaya pada pembuatan konten asli Netflix.
Harga untuk paket standar, yang memungkinkan streaming pada dua perangkat, akan naik menjadi 12,99 dolar AS (sekitar Rp 183 ribu) per bulan dari 10,99 dolar AS (sekitar Rp 155 ribu). Untuk paket premium, yang memungkinkan streaming pada empat layar dengan resolusi tinggi, akan naik menjadi 15,99 dolar AS (sekitar Rp 226 ribu) dari 13,99 dolar AS (sekitar Rp 198 ribu) per bulan.
Sementara, untuk paket dasar akan naik menjadi 8,99 dolar AS (sekitar Rp 127 ribu) dari 7,99 dolar AS (sekitar Rp 113 ribu) per bulan.
Sebagai perbandingan, layanan streaming HBO Now AT&T dikenakan biaya 14,99 dolar AS (sekitar Rp 212 ribu) per bulan. Sedangkan paket tanpa iklan Hulu ditawarkan dengan harga 11,99 dolar AS (sekitar Rp 170 ribu).
"Ini menunjukkan bahwa Netflix memiliki kekuatan harga dan bahkan setelah kenaikan itu tetap merupakan alternatif hiburan yang sangat murah," kata analis Pivotal Research Group, Jeff Wlodarczak.
Netflix telah menghabiskan miliaran untuk mendukung konten aslinya, yang menawarkan berbagai judul seperti The Crown, Black Mirror, dan Wild Wild Country untuk menangkis persaingan yang semakin ketat dari para kompetitor seperti layanan Prime Video dari Amazon.com dan Hulu.
Netflix melaporkan telah memiliki 137 juta pelanggan pada akhir September. Kenaikan harga tersebut diperkirakan akan menghasilkan ratusan juta dolar bagi Netflix, menjelang peluncuran layanan streaming dari AT&T dan Walt Disney.