REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari separuh orang Amerika menyalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas penutupan sebagian pemerintah federal. Meskipun, Trump berulang kali menyalahkan anggota parlemen dari Partai Demokrat.
Jejak pendapat yang dilakukan Reuters pada 8-14 Januari 2019 menemukan bahwa 51 persen orang dewasa AS menyalahkan Trump. Proporsi yang sama juga dinyatakan dengan jajak pendapat serupa yang berlangsung pada pekan pertama Januari. Sementara 34 persen menyalahkan Demokrat di Kongres dan 6 persen menyalahkan Partai Republik di Kongres.
Shutdown AS memasuki hari ke 25 pada Selasa (15/1) waktu setempat. Trump maupun pemimpin kongres Demokrat belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri perseteruan pembangunan dinding di sepanjang perbatasan Meksiko.
Baca juga, AS Shutdown, Makanan Mewah Gedung Putih Diganti McDonald's.
Penutupan dimulai pada 22 Desember 2018 setelah Kongres tidak menindaklanjuti permintaan Trump 5,7 miliar dolar AS untuk membangun tembok baru. Peluang mendanai tembok perbatasan menjadi semakin jauh di Januari ketika Demokrat, yang sebagian besar menentang tembok, mengambil alih Dewan Perwakilan AS.
Penutupan pemerintahan AS ini merupakan yang terpanjang dalam sejarah AS. Pegawai federal banyak diliburkan karena belum digaji. Personel Penjaga Pantai bekerja tanpa dibayar. Dinas Taman Nasional telah berhenti mengumpulkan sampah, dan museum Smithsonian telah tutup untuk umum.
Jajak pendapat menemukan bahwa hampir empat dari 10 orang dewasa di AS mengatakan, mereka secara pribadi terpengaruh oleh penutupan sebagian pemerintah AS atau mereka mengenal seseorang yang terdampak.
Jajak pendapat Reuters / Ipsos dilakukan secara online dalam bahasa Inggris di seluruh AS. Jejak pendapat ini mengumpulkan tanggapan dari 2.343 orang dewasa, termasuk 1.016 Demokrat, 787 Republik, dan 321 independen. Survei ini memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi sebesar 2 poin persentase.