REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (15/1) meluncurkan debat nasional dalam upaya meredam kemarahan pemrotes yang terus meluas di negara itu. Babak pertama debat diselenggarakan di Kota Kecil Grand Bourgtheroulde di Prancis Utara dengan 600 wali kota.
Penyelenggaraan pertemuan Dewan Kota selama dua-bulan di seluruh negeri itu bertujuan menangani protes "Rompi Kuning". Protes itu meletus pada 17 November akibat kekecewan yang meluas sehubungan dengan kenaikan pajak bahan bakar kontroversial. Protes dengan cepat menyebar jadi gerakan luas untuk melawan Macron.
Empat tema utama akan ditangani yakni pajak, peralihan Prancis ke ekonomi rendah-karbon, demokrasi dan kewarganegaraan, serta fungsi layanan masyarakat dan negara, demikian laporan Kantor Berita Anadolu. Macron meminta para wali kota untuk membantu menyelenggarakan debat tersebut dan menawarkan penyelesaian bagi masalah itu.
"Buat rakyat yang dalam situasi sulit, kami akan berusaha membuat mereka mengemban tanggung-jawab yang lebih besar," kata Macron dalam pidato sebelumnya di Kota Kecil Gasny. "Sebab sebagian melakukan perbuatan yang benar, sedangkan sebagian lagi cuma membuat kekacauan."
Protes Rompi Kuning dengan cepat mengambil tema yang lebih besar dan merembes ke negara lain Eropa. Ribuan pemrotes dengan mengenakan rompi kuning terang, yang dijuluki Rompi Kuning, mulanya berkumpul di kota besar Prancis, termasuk Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar yang kontroversial dan situasi ekonomi yang memburuk.
Sedikitnya 10 orang telah tewas, lebih dari 5.600 orang telah ditahan dan lebih dari 1.700 orang lagi telah cedera dalam protes tersebut.