Rabu 16 Jan 2019 17:35 WIB

Sepertiga Pegawai PBB Dilecehkan Dua Tahun Terakhir

Hanya 1 dari 3 orang mengatakan melakukan upaya setelah mengalami pelecehan seksual.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB pada Selasa (15/1) mengeluarkan laporan yang menyebutkan sepertiga staf atau kontraktor mereka pernah mengalami pelecehan seksual dalam dua tahun terakhir.

Suvei daring, yang dilakukan Deloitte pada November, diikuti oleh 30.364 orang dari PBB dan lembaga-lembaganya. Hanya 17 persen jawaban di antaranya yang dianggap layak. Dalam sebuah surat kepada staf, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres menggambarkan tingkat respons itu cukup rendah.

"Hasil ini memberi tahu saya dua hal. Pertama, kita masih jauh untuk mampu dan secara terbuka membahas pelecehan seksual. Kedua, kemungkinan ada rasa ketidakpercayaan, anggapan tidak adanya tindakan, dan kurangnya akuntabilitas," ujarnya.

Survei itu dilakukan di tengah meluasnya gerakan "Me Too" (Aku Juga) di penjuru dunia untuk menentang pelecehan dan penyerangan seksual. Menurut laporan itu, 21,7 persen responden mengatakan mereka menjadi subjek cerita seksual atau candaan ofensif, 14,2 persen mendapat ujaran yang menyerang mengenai penampilan, tubuh atau aktivitas seksual mereka, dan 13 persen menjadi target upaya tidak menyenangkan untuk menarik mereka dalam percakapan masalah seksual.