REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengonfirmasi penangkapan mantan marinir AS, Paul Whelan, atas tuduhan memata-matai. Whelan dilaporkan tertangkap basah saat sedang melakukan kegiatan ilegal di kamar hotelnya di Moskow.
Whelan yang memegang paspor Inggris, Kanada, dan Irlandia, ditahan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia pada 28 Desember lalu.
Keluarganya mengatakan, dia tidak bersalah karena berada di Moskow untuk menghadiri sebuah acara pernikahan. Whelan menghadapi ancaman hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah melakukan spionase.
"Dia tertangkap basah," ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada Rabu (16/1) dalam konferensi pers. "Dia ditahan saat tengah melakukan tindakan ilegal tertentu di hotelnya," tambah Lavrov.
Portal berita online Rusia, Rosbalt.ru, awal bulan ini mengutip sumber intelijen Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Whelan telah ditahan lima menit setelah menerima data daftar semua karyawan agen rahasia negara Rusia.
Sumber yang sama mengatakan Whelan telah memata-matai selama 10 tahun dengan menggunakan internet untuk mengidentifikasi target yang dapat dimintai informasi. Daftar karyawan agen rahasia Rusia yang ia dapatkan telah lama diincar oleh mata-mata AS.
Lavrov mengatakan, penyelidikan terhadap Whelan masih berlanjut dan penahanannya tidak termotivasi oleh keinginan untuk mencoba menukarnya dengan warga Rusia yang ditahan di AS.
Menurut dia, Rusia akan mengizinkan para diplomat AS untuk mengunjungi Whelan untuk kedua kalinya dan seorang diplomat Irlandia juga akan bertemu dengannya segera.