REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan pemanfaatan bahan bakar diesel dari kemiri sunan. Komoditas ini dinilai memiliki keunggulan lebih banyak dibanding dengan Crude Palm Oil (CPO) yang kini sedang digencarkan pemerintah sebagai biodiesel B20.
Kepala Balittri, Syarafuddin Deden, mengatakan pengembangan kemiri sunan sebagai bahan baku biodiesel sudah dilakukan sejak lima tahun terakhir. "Kami optimistis dengan peluang kemiri sunan sebagai biodiesel," ujarnya ketika ditemui di Kantor Balittri di Parungkuda, Sukabumi, Rabu (16/1).
Optimisme tersebut disampaikan karena sudah ada pihak swasta yang berkolaborasi. Tanpa menyebutkan nama perusahaan, Deden menjelaskan, mereka sudah melihat kemiri sunan sebagai sebuah komoditas yang menguntungkan. Pihak swasta ini telah membuka ribuan hektare perkebunan kemiri sunan di lahan bekas tambang di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemiri sunan yang akan diolah menjadi biodiesel.
Deden menjelaskan, Balittri tidak fokus pada memproduksi benih melainkan pada proses pengolahan kemiri sunan menjadi biodiesel. Pihaknya sudah menghasilkan alat pengolahan dan penyulingan yang telah mendapat hak paten.