REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pasukan keamanan Kenya menghabisi sekelompok penyerang hotel di Nairobi yang menyebabkan sedikitnya 14 orang tewas. Kelompok al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Operasi keamanan di kompleks Dusit telah berakhir, dan seluruh teroris telah dihabisi. Sampai saat ini kami memastikan 14 orang tak bersalah telah kehilangan nyawa mereka di tangan para pembunuh," kata Presiden Uhuru Kenyatta, Rabu (16/1).
Lebih dari 700 warga sipil berhasil dievakuasi dengan selamat dari kompleks hotel DusitD2. Presiden Kenyata tidak memerinci ada berapa orang pembunuh yang terlibat dalam drama penyanderaan selama 20 jam. Tayangan dari jaringan CCVT memperlihatkan setidaknya ada empat orang.
"Dari sistem keamanan yang bisa kami lakukan saat ini dan secara hukum, kami akan mengambil setiap langkah untuk memastikan negara ini tidak menerima kelompok teroris dan jaringannya," tambahnya.
Kota di Afrika timur ini menjadi tempat para ekspatriat dan sering menjadi sasaran kelompok al-Shabaab yang melampiaskan balasan atas pengiriman pasukan PBB untuk menyokong pemerintahan Somalia yang lemah.
Serangan pada Hotel DusitD2 terjadi sesaat setelah pukul 15.00, Selasa (16/1). Serangan diawali dengan ledakan di tempat parkir kemudian bom bunuh diri di dalam hotel.
Baca juga, Ledakan Terjadi di Kompleks Perhotelan Kenya.
Sebelas warga Kenya, seorang warga Amerika Serikat dan Inggris menjadi korban, sedangkan dua korban lain belum dikenali identitasnya. Sebagian korban saat itu sedang menikmati makanan mereka di rumah makan Secret Garden, tampak dalam foto-foto mereka tergeletak di meja.
Menurut lamannya, kompleks tersebut merupakan tempat bagi perkantoran perusahaan-perusahaan internasional antara lain Colgate Palmolive, Reckitt Benckiser, Pernod Ricard, Dow Chemical termasuk dusitD2.
Keluarga yang mendatangi rumah jenazah mengaku belum bisa melihat jasad korban sampai petugas forensik selesai melakukan pemeriksaan, sehingga memicu kemarahan dan duka cita.
Seorang pria yang mengaku bernama David mengatakan tidak mengetahui kabar kerabatnya yang berada di kompleks tersebut karena telepon mereka mati sekitar pukul 16.00
Serangan ini mengingatkan kembali pada pembunuhan di pusat pertokoan Nairobi pada 2013 yang menewaskan 67 korban.