REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Media mainstream akan tetap menjadi acuan. Karena, kredibilitasnya yang sudah terbangun lama. Namun dalam pelaksanaan operasionalnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, media mainstream harus mampu ngigelan (mengikuti,red) zaman dalam hal ini era digital.
Hal tersebut dikemukakan Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat melakukan silaturahmi ke Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat di Jalan Wartawan II Bandung, Selasa (15/1) malam. Emil disambut langsung Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat didampingi Ketua Dewan Kehormatan Provinsi PWI Jabar, Noe Firman.
Hilman menyatakan, rasa terima kasihnya atas perhatian Pemprov Jabar selama ini. “Hubungan antara Pemprov Jabar dengan PWI Jabar sejak lama sangat harmonis. Semoga di bawah kepemimpinan Pak Ridwan Kamil pun akan semakin terjalin harmonis,” katanya.
Emil menyebutkan, pihaknya akan terus menjaga hubungan baik dengan semua pihak, termasuk dengan PWI Jabar. “Bahkan kalau misalkan ada anggota PWI yang masih belum punya rumah, kami punya program rumah murah, silakan ajukan agar mendapat bantuan dari program tersebut,” katanya.
Secara khusus Emil menyampaikan pesan agar PWI Jabar dapat menjadi lembaga yang mengajari masyarakat agar bisa memilah mana berita yang benar dan mana berita yang hanya hoaks semata. “PWI Jabar harus bisa menjadi “polisi” hoaks,” katanya.
Menurut Emil, saat ini hoaks sudah sedemikian parah beredar di masyarakat. Banyak kerugian akibat munculnya hoaks. Kerugian utama adalah habis waktu tanpa manfaat karena membahas hoaks tersebut.
Emil juga meminta agar PWI mendukung program-program Pemprov Jabar yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. “Kami ingin menjadikan Jabar juara tidak hanya lahir tapi juga batin. Ini yang perlu mendapat dukungan semua pihak termasuk PWI Jabar,” katanya.