REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Badai salju besar menghantam wilayah Levant di Lebanon yang menjadi lokasi pengungsian warga Suriah. Insiden itu terjadi sehari setelah Unicef mengatakan 15 anak-anak Suriah telah tewas dalam sebulan terakhir akibat flu parah dan kurangnya perawatan medis.
Badai kali ini adalah badai terbaru yang melanda daerah tersebut. Dua badai sebelumnya dilaporkan telah membawa arus banjir yang menimpa kamp-kamp pengungsi di Lebanon utara dan timur.
Salju setebal lebih dari 20 cm menyelimuti kamp-kamp yang berisi ribuan pengungsi di Bar Elias, di Lembah Bekaa Lebanon. Badai membawa angin yang berhembus dengan kecepatan lebih dari 55 km per jam. Bahkan ketika curah hujan lebih ringan, angin masih membawa masalah dan cukup kuat untuk menyebabkan pemutusan aliran listrik.
Aljazirah melaporkan, Lebanon adalah rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Suriah. Sebagian besar di antaranya tinggal di permukiman semi-permanen yang terbuat dari tenda terpal yang ditunjang oleh kerangka kayu.
Di tempat-tempat yang terkena badai salju, penurunan suhu pada Rabu (16/1) malam kemungkinan akan membuat daerah itu membeku.
Lebih jauh ke selatan, akan ada lebih banyak hujan daripada salju. Namun, karena suhu lebih hangat, di beberapa wilayah di Suriah, Lebanon, dan Yordania yang tidak terlalu terkena dampak cuaca dingin, warganya masih bisa melakukan beberapa kegiatan.
Di timur laut Yordania, angin di kamp pengungsian Rukban diperkirakan akan berhembus lebih dari 70 km per jam. Suhunya juga akan jatuh ke bawah titik beku selama beberapa malam berikutnya. Suhu bisa mencapai -10 derajat Celcius.