Kamis 17 Jan 2019 07:34 WIB

Harga Minyak Dunia Naik karena Kurangnya Pasokan

Tanda pelambatan ekonomi di seluruh dunia juga dapat menjaga harga minyak terkendali.

Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP Photo/J David Ake
Ilustrasi kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (16/1), didukung oleh reli pasar ekuitas AS dan kesepakatan pengurangan pasokan oleh OPEC+. Akan tetapi, kenaikannya dibatasi oleh data yang menunjukkan meningkatnya persediaan produk olahan AS dan rekor produksi minyak mentah.

Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret naik 0,68 dolar AS menjadi ditutup pada 61,32 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 0,20 dolar AS menjadi menetap pada 52,31 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Mengangkat harga minyak, indeks-indeks utama Wall Street yang mencapai tingkat tertinggi satu bulan. Minyak mentah berjangka kadang-kadang mengikuti pasar ekuitas.

Minyak mentah mendapat dukungan dari perjanjian pemangkasan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama non-OPEC, Rusia. Kelompok ini sepakat pada Desember untuk memangkas produksi minyak gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari.

Wakil menteri energi Rusia mengatakan negaranya akan mencapai pengurangan target produksi minyak pada April. "Pasar sedang berkonsolidasi. Untuk melihat apa pendorong kami selanjutnya, kami akan memantau untuk melihat apakah pemotongan (produksi) bekerja, jika anggota-anggota yang menyetujui mereka mematuhi mereka," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy.

Terlepas dari pengurangan produksi, peningkatan produksi minyak mentah di Amerika Serikat dapat menekan harga. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produksi minyak mentah AS pekan lalu naik ke rekor 11,9 juta barel per hari, karena ekspor minyak mentah melonjak mendekati rekor tertinggi hampir tiga juta barel per hari.

Stok bahan bakar minyak AS naik lebih besar dari perkiraan dan naik untuk pekan keempat berturut-turut. Produksi minyak mentah AS diperkirakan akan tumbuh tahun ini ke rekor di atas 12 juta barel per hari, dengan negara tersebut berubah menjadi eksportir minyak mentah bersih pada akhir 2020, kata EIA pada Selasa (15/1).

Tanda-tanda pelambatan ekonomi di seluruh dunia juga dapat menjaga harga minyak tetap terkendali. Perkiraan Gedung Putih menunjukkan pada Selasa (15/1) bahwa ekonomi AS mendapat pukulan lebih besar dari perkiraan dari penutupan sebagian pemerintah.

Prospek ekonomi global semakin gelap setelah parlemen Inggris pada Selasa (15/1) menolak kesepakatan Perdana Menteri Theresa May untuk meninggalkan Uni Eropa. Cina minggu ini melaporkan data perdagangan Desember yang buruk. Bank sentral Cina pada Rabu (16/1) melakukan injeksi tunai bersih harian terbesar melalui operasi reverse repo, upaya-upaya yang pasar minyak awasi dengan cermat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement