Kamis 17 Jan 2019 08:27 WIB

Asal Gelar ‘Pelayan Dua Masjid Suci’ Bukan dari Arab Saudi?

Gelar ini muncul karena kontribusi besar terhadap layanan dua masjid suci umat Islam.

Lokasi di antara Gerbang Malik Abdulaziz dan Gerbang Malik Fahd di Masjidil Haram, Makkah, Ahad (2/9). Disekitar wilayah itu malaikat Jibril disebut menambatkan Buraq sebelum bertolak dengan Rasulullah menjalani Isra Mi'raj.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Lokasi di antara Gerbang Malik Abdulaziz dan Gerbang Malik Fahd di Masjidil Haram, Makkah, Ahad (2/9). Disekitar wilayah itu malaikat Jibril disebut menambatkan Buraq sebelum bertolak dengan Rasulullah menjalani Isra Mi'raj.

REPUBLIKA.CO.ID, Gelar Khadim al-Haramain as-Syarifain (Pelayan Dua Masjid Suci), merupakan gelar populer yang disematkan untuk raja Kerajaan Arab Saudi.

Gelar ini disematkan kepada sang raja karena layanan yang diberikan kepada para jamaah dan para peziarah di dua situs suci umat Islam yaitu, Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. 

Tetapi, tahukah Anda asal mula dari gelar ini dan siapakah yang pertama kali menyandang gelar ini? Mengutip Arabicpost, gelar ini pertama kali muncul di Mesir. 

Sosok yang pertama kali mendapatkan gelar ini adalah Yusuf bin Ayyub bin Syadzi al-Ayyubi, atau yang sering dikenal dengan Salahuddin al-Ayyubi, pendiri Dinasti Ayyubiyah yang pernah berkuasa selama abad ke-12 dan abad ke-13.

Mengapa Salahuddin mendapat gelar Pelayan Dua Masjid Suci? Gelar tersebut diberikan umat Islam pada masa itu, karena kontribusinya yang besar dalam memberikan akses dan kenyamanan para jamaah untuk menunaikan haji dari Mesir ke Makkah, baik jalur darat ataupun jalur laut. 

Terutama ketika armada militer laut Mesir di bawah Dinasti Ayyubiyah yang dikepalai komandan Hisamuddin, berhasil menahan armada militer tentara Salib di Laut Merah. Sebagian tentara itu kemudian ditahan di Madinah dan sebagian lain ditahan di Kairo. 

Tak hanya itu, Salahuddin juga mendirikan banyak bangunan wakaf untuk para jamaah haji dan amal wakaf lain untuk dua masjid suci.    

Gelar ini kemudian disematkan secara turun menurun kepada para penguasa Mesir. Program dan aktivitas pelayanan jamaah haji dan pengurusan dua masjid suci di Makkah dan Madinah terus dipertahankan oleh para peengasa mesir tersebut.

Tak terkecuali para penguasa dinasti Ottoman. Gelar ini kemudian beralih ke para penguasa Kerajaan Saudi di era modern. Raja Faisal yang merupakan klan dari keluarga Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi, merupakan raja pertama yang menahbiskan diri sebagai Pelayan Dua Masjid Suci. Dia menulis gelar cukup besar di penutup/kiswah Ka’bah.

Secara resmi, pada 1986 Raja Fahd bin Abdul Aziz memutuskan tak lagi menggunakan gelar Yang Mulia (shahib al-Jalalah). Sebagai gantinya, gelar Khadim al-Haramain as-Syarifain resmi dijadikan gelar.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement