Kamis 17 Jan 2019 15:00 WIB

Menlu Iran Protes AS, Penangkapan Jurnalis Press TV Politis

Penangkapan Hashemi dinilai melanggar kebebasan berpendapat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memprotes penahanan jurnalis Press TV Marzieh Hashemi. Selain melanggar kebebasan berpendapat, Zarif menilai penangkapan Hashemi memiliki motivasi politik.

Dalam wawancara dengan al-Alam News Network pada Rabu (16/1), Zarif mendesak AS agar segera membebaskan Hashemi.

"Suami Hashemi adalah warga Iran. Jadi dia dianggap sebagai warga negara Iran dan kami merasa berkewajiban untuk membela hak-hak warga negara kami," ujarnya.

Dia menegaskan Hashemi adalah seorang jurnalis yang kehidupan profesional dan kariernya tak perlu diragukan. Jadi, menurutnya tak ada alasan bagi AS untuk menangkapnya.

Baca juga, Polisi AS Tahan Jurnalis Iran.

Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qashemi mengecam penangkapan Hashemi. “Kami mengutuk penangkapan ilegal Marziyeh Hashemi, reporter dan presenter Press TV, dan perlakuan tidak manusiawi di penjara Washington,” ujarnya.

Hashemi ditangkap Biro Investigasi Federal (FBI) di bandara St.Louis, AS, pada Ahad lalu. Dia adalah reporter sekaligus presenter Press TV, yakni stasiun televisi yang dikelola Pemerintah Iran.

Setelah ditangkap, Hashemi kemudian dibawa ke fasilitas penahanan di Washington. Meskipun telah ditahan, belum ada tuduhan resmi yang diajukan terhadap Hashemi.

Penangkapan Hashemi kian memperkeruh hubungan antara AS dan Iran. AS telah menganggap Iran sebagai ancaman di kawasan. Sementara Teheran, kendati telah dijatuhi sanksi ekonomi berlapis, menolak tunduk dan manut pada Washington.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement