Kamis 17 Jan 2019 16:45 WIB

Garap Proyek Wisata Teluk Neom, Saudi Siapkan 500 M Dolar AS

Pekerjaan konstruksi diperkirakan mulai pada kuartal pertama 2019.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Pantai Teluk Neom yang indah
Foto: Arabnews
Pantai Teluk Neom yang indah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Arab Saudi mulai mengembangkan daerah perkotaan pertama NEOM di negara tersebut. Kerajaan Arab Saudi (KSA) merencanakan megaproyek senilai 500 miliar dolar AS dengan sangat matang.  

Dilansir di Arab News pada Kamis (17/1) dewan pendiri yang diketuai  Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyetujui konsep rencana induk untuk NEOM Bay. Konsep itu mencakup rumah, gaya hidup, dan fasilitas wisata, serta pusat inovasi. 

Pengembangan itu fokus pada kehidupan mewah yang mencakup hotel dan villa. Rumah dalam pengembangan, dipasarkan untuk pembeli regional dan internasional.  

Pekerjaan konstruksi diperkirakan mulai pada kuartal pertama 2019. Konstruksi dijadwalkan selesai pada 2020. Saat ini, belum ada penetapan siapa kontraktor yang bertanggung jawab atas megaproyek itu. Namun, penetapan harus dilakukan sebelum April 2019.   

Dewan pengembang belum mengungkapkan nilai total pengembangan Teluk NEOM. Diharapkan, sejumlah fasilitas selesai pada akhir tahun ini, termasuk bandara di Sharma. Bandara tersebut menawarkan penerbangan reguler ke Riyadh.   

“Kami sedang mempersiapkan pengembangan kawasan Teluk NEOM, yang akan memberikan konsep baru kehidupan perkotaan. (NEOM) memungkinkannya menjadi platform menarik pikiran top dunia untuk menciptakan sektor ekonomi maju,” kata Kepala Eksekutif NEOM Nadhmi Al-Nasr.  

Megaproyek NEOM diumumkan pada 2017 lalu. Lokasi pembangunannya berada di pantai Laut Merah. Megaproyek itu memiliki dukungan anggaran lebih dari 500 miliar dolar AS dari Dana Investasi Publik Arab Saudi.  

Para ahli berharap peluncuran proyek perkotaan pertama itu, memberikan dorongan ekonomi bagi Saudi. 

“Awal NEOM Bay akan menawarkan peluang unik bagi investor dan turis, memberikan dorongan bagi pertumbuhan sektor baru ke depan,” kata Kepala Ekonom di Gulf Research Center, John Sfakianakis.  

photo
Sudut lain pantai Teluk Neom/ Arabnews

Direktur TRI Consulting di Dubai, Rashid Aboobacker, memandang ada potensi signifikan dari pariwisata di Arab Saudi. Area yang diperuntukkan untuk proyek NEOM menawarkan prospek sangat baik untuk wisata liburan, yakni menggabungkan Laut Merah, pantai, dan pulau-pulau yang indah dengan keindahan alam yang belum terjamah.  

“Jika direncanakan dan dikembangkan dengan baik, ini bisa menjadi tujuan wisata utama di masa depan,” ujar Aboobacker.  

Namun, dia mengatakan masih banyak yang harus dilakukan sebelum industri pariwisata Saudi dapat berkembang. Ada beberapa tantangan termasuk kurangnya infrastruktur pariwisata, kebijakan, budaya, dan sosial. Dia tak menampik pemerintah sudah menyalurkan investasi yang signifikan untuk mengembangkan infrastruktur sebagai bagian dari Visi 2030 dan telah meluncurkan kebijakan visa baru.  

“Ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum kita dapat mengharapkan arus besar wisatawan liburan internasional ke negara ini, tetapi kami percaya lebih banyak reformasi akan mengikuti untuk mencapai tujuan Visi 2030,” tutur Aboobacker.  

Dia berujar, Arab Saudi cenderung fokus pada menarik ceruk pasar yang tidak akan bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan tradisi budaya masyarakatnya dalam mengembangkan tujuan dan sektor pariwisata secara umum. 

Dia mengatakan pasar Saudi memiliki peluang untuk semua jenis investor dan operator dalam industri pariwisata, termasuk operator hotel, resor, wisata, pengembang taman hiburan, perusahaan acara, dan restoran. 

Mitra di konsultasi perhotelan Hotel Development Resources di Dubai, John Podaras mengatakan peraturan visa perlu dilonggarkan sebelum industri pariwisata Saudi dapat berkembang. 

“Visa turis telah diperkenalkan, tetapi jumlah yang dikeluarkan relatif kecil dan cukup ketat,” kata Podaras.  

Dia mengaku sudah melihat banyak relaksasi (peraturan dan bea cukai), tetapi jika Saudi ingin jumlah wisatawan lebih besar, maka semua batasan harus dihapus. Dia tak menampik hal itu membutuhkan banyak perubahan.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement