Jumat 18 Jan 2019 13:35 WIB

Rencana Baru Brexit dari Theresa May Ditolak Partai Oposisi

May tidak akan menghapus potensi Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama konferensi pers di akhir KTT Uni Eropa di Brussels, Ahad (25/11) waktu setempat. Pemimpin negara Uni Eropa berkumpul untuk menyepakati perpisahan blok tersebut dengan Inggris pada tahun depan.
Foto: AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama konferensi pers di akhir KTT Uni Eropa di Brussels, Ahad (25/11) waktu setempat. Pemimpin negara Uni Eropa berkumpul untuk menyepakati perpisahan blok tersebut dengan Inggris pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Oposisi pemerintahan Perdana Menteri Theresa May, yakni pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menolak tawaran pembicaraan lintas partai dalam kesepakatan Brexit yang baru. Hal itu karena May tetap tidak akan menghapus kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.

"(May) tampaknya bersiap untuk mengirim negara ini ke tepi jurang," kata Corbyn, Kamis (17/1).

Setelah Parlemen Inggris menolak kesepakatan yang ia ajukan, May mengatakan akan mengajak pemimpin oposisi dan anggota parlemen untuk merumuskan rencana baru. Tapi, Corbyn mengatakan May tidak menunjukkan akan mencabut 'garis merah', yang mana termasuk meninggalkan pasar tunggal dan serikat pabean Uni Eropa.

"Buang garis merah itu dan mulai serius tentang proposal untuk masa depan," kata Corbyn kepada May.

Parlemen Inggris akan menggelar pemungutan suara tentang Brexit lagi pada 29 Januari mendatang. Pemungutan suara tersebut dilakukan menyusul diperpanjangnya perdebatan tentang rencana pemerintah dan kemungkinan amandemen.

Kepada anggota parlemen, Ketua House of Common Andrea Leadsom mengatakan tanggal tersebut sudah diputuskan. Dalam satu hari itu akan digelar debat dan pemungutan suara.

May berencana akan kembali ke parlemen pada Senin mendatang untuk memaparkan kesepakatan Brexit yang sudah direvisi. Ia akan mengumumkan 'rencana B' setelah melakukan pertemuan dengan partai-partai oposisi di beberapa hari ke depan dengan tujuan untuk meraih konsensus tentang kesepakatan Brexit.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement