REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook Inc menghapus ratusan akun dari Rusia, yang diduga melakukan aktivitas tidak wajar secara terkoordinasi di platform jejaring sosial tersebut. AKun yang dihapus termasuk beberapa akun terkait kantor berita Sputnik milik pemerintah Rusia.
Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher, dalam unggahan di blog resmi menyatakan, mereka mendapatkan dua operasi berbeda yang berasal dari Rusia. Satu aktif di sejumlah negara di Eropa timur dan satu lagi untuk Ukraina.
Facebook menghapus 364 laman dan akun yang beroperasi di negara-negara Baltik, Asia Tengah, Kaukasia dan beberapa bagian di Eropa, termasuk beberapa laman yang terhubung ke karyawan Sputnik.
"Beberapa laman sering mengunggah topik seperti anti-NATO, protes dan anti korupsi," kata Gleicher seperti dikutip Reuters, Kamis (17/1).
Baca juga, Direktur CIA: Rusia akan Targetkan Pemilu Sela AS.
Dalam keterangan resmi, Sputnik menyatakan keputusan Facebook bersifat politis dan meningkatkan sensor ke tujuh laman pusat berita mereka di negara tetangga.
Facebook dan jejaring sosial lainnya disebut digunakan pihak asing untuk mempengaruhi pemilihan umum di Amerika Serikat pada 2016 lalu. Facebook dikritik karena tidak melakukan langkah-langkah memadai untuk mendeteksi intervensi Rusia terhadap Pilpres AS 2016 lalu.
Iran dan Rusia membantah menggunakan media sosial untuk kampanye yang bersifat disinformasi. Tapi, Facebook dan Twitter menghapus jutaan cuitan dan akun yang dapat mempengaruhi pemilu sela AS November lalu.