Jumat 18 Jan 2019 21:17 WIB

MUI Palu Gagas Mitigasi Bencana Berbasis Islam, Seperti Apa?

Islam secara tegas menyebut pemanfaatan ruang kehidupan harus arif.

Red: Nashih Nashrullah
Pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi mengambil air bersih yang disalurkan ke tenda hunian mereka di Kamp Pengungsian, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi mengambil air bersih yang disalurkan ke tenda hunian mereka di Kamp Pengungsian, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah mendorong pemerintah melakukan penanggulangan korban gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi, serta Donggala dengan memperhatikan aspek agama untuk pembentukan mental spiritual masyarakat.

Ketua MUI Kota Palu, Zainal Abidin, mengemukakan aspek agama dapat dijadikan suatu pendekatan kepada korban untuk memaknai bencana serta refleksi diri.

"Pendekatan dari aspek agama penting untuk didorong, tidak hanya dalam upaya pemulihan, tetapi dalam kerangka mitigasi bencana ke depan," ujar dia di Palu, Jumat (18/1)

Terkait dengan mitigasi bencana, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu, menyebut dalam Islam misalkan, secara tegas disebutkan bahwa pemanfaatan ruang-ruang kehidupan harus dengan arif dan bijaksana.