REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah mendorong pemerintah melakukan penanggulangan korban gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sigi, serta Donggala dengan memperhatikan aspek agama untuk pembentukan mental spiritual masyarakat.
Ketua MUI Kota Palu, Zainal Abidin, mengemukakan aspek agama dapat dijadikan suatu pendekatan kepada korban untuk memaknai bencana serta refleksi diri.
"Pendekatan dari aspek agama penting untuk didorong, tidak hanya dalam upaya pemulihan, tetapi dalam kerangka mitigasi bencana ke depan," ujar dia di Palu, Jumat (18/1)
Terkait dengan mitigasi bencana, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu, menyebut dalam Islam misalkan, secara tegas disebutkan bahwa pemanfaatan ruang-ruang kehidupan harus dengan arif dan bijaksana.
Artinya, kata dia, memanfaatkan daratan dan lautan untuk menjalani kehidupan tidak boleh asal-asalan atau semau-mau manusia.
Dia mengutip ayat ke-11 Alquran surah ar-Ra’ad telah memberikan penegasan kepada umat Islam bahwa nasib atau keadaan suatu kaum, maka kaum itu sendiri yang mengubahnya.
Pernyataan itu dilansir dari ayat tersebut yang berbunyi "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri".
Dia menyatakan korban bencana atau masyarakat secara umum jangan putus asa atau patah hati menghadapi kehidupan ke depan. Apa yang telah terjadi merupakan ujian.
Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulteng itu, menyebut perlu optimalisasi pembentukan moral dan sipirtual dengan pendekatan agama dalam mitigasi dan penanggulangan bencana.
"MUI siap terlibat memberikan pemahaman dan pembentukan mental spiritual masyarakat," kata rektor pertama IAIN Palu itu.
Kepala BNPB Doni Monardo dalam rapat koordinasi bersama Forkompinda Sulawesi Tengah, di Palu, Kamis (17/1), meminta MUI ikut secara aktif dalam memberikan mitigasi bencana di masyarakat.
Melalui peran MUI, katanya, mitigasi bencana bisa dengan cepat sampai tingkat kecamatan, desa, bahkan tingkat rukun tetangga.
Dalam merespons hal itu, Zainal Abidin mengemukakan bahwa jauh sebelumnya, MUI telah gencar melakukan pembinaan mental dan spiritual masyarakat lewat dakwah-dakwah.
Bahkan, kata dia, pascabencana, MUI Palu menggencarkan dakwah kepada masyarakat hingga Kabupaten Sigi.
"Mitigasi bencana penting dilakukan. Menurut kami, semua agama dan tokoh-tokoh agama harus dilibatkan dalam upaya pembentukan mental dan spiritual masyarakat," kata Guru Besar Pemikiran Islam Modern itu.