REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/1), menyempatkan diri untuk mengunjungi Pondok Pesantren Darul Arqam. Dalam kesempatan itu, Jokowi melihat rumah susun yang sudah dibangun dan diperuntukkan bagi para santri.
Presiden dan rombongan tiba di Pondok Pesantren yang terletak di Desa Nglampangsari, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, pada pukul 15.35 WIB dan masuk rusun Pondok Pesantren Darul Arqam yang dibangun dengan bantuan pemerintah melalui Kementerian PUPR senilai Rp6,9 miliar pada 2018. Ia masuk ke barak-barak untuk meninjau kelaikan kondisi bangunan dan fasilitas yang ada didampingi pengasuh Pondok Pesantren tersebut serta sejumlah pejabat, di antaranya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mendikbud Muhadjir Effendy, Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Mengecek saja pembangunan rusun-rusun yang ada di pondok pesantren, sekolah-sekolah, perguruan tinggi kualitasnya seperti apa, kekurangannya apa, untuk evaluasi ke depan," kata Presiden.
Menurutnya, desain rusun tersebut terlihat baik di dalam maupun di luarnya. "Saya lihat kalau kita lihat sekarang desain di luar bagus, dalamnya juga bagus. Yang di sini saya lihat kualitasnya baik," katanya.
Saat ini progres pembangunan proyek pondok pesantren itu telah mencapai 97 persen terdiri sari 3 lantai, 12 barak, dan berkapasitas 216 santri. Rusun dilengkapi dengan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) termasuk listrik, air, lansekap, dan meubelair. Presiden mengatakan proyek serupa terus dilakukan dan ditambah kapasitasnya setiap tahun.
"Kan ditambah terus tiap tahun. Tahun ini malah bukan hanya rusun saja, kita juga tambah BLK (Balai Latihan Kerja). Ada mungkin seribuan BLK yang ingin kita bangun dari sini," katanya.
Sejumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren tersebut, mengaku senang dan gembira dengan rusun yang dibangun oleh Kementerian PUPR. "Ketika saya melihat bangunan rusun ini, saya pikir ini Hotel Darul Arqom" ujar Hija Hamid Fauzi, santri putra kelas X.
Hal senada juga diungkapkan oleh santri putra lainnya, yakni Nabil dan Jafi. Bagi mereka berdua, rusun ini jauh lebih baik untuk ditempati dibandingkan dengan asrama sebelumnya karena kamar yang mereka tempati dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai.
Santri-santri putri seperti Aisyah, Liesna, dan Ummuhubby juga menunjukkan rasa senangnya atas bangunan rusun tersebut. Mereka bertiga memohon kepada Jokowi agar mau membangun rusun yang diperuntukkan khusus untuk santri putri.
Kementerian PUPR berharap, rusun yang memiliki bangunan tiga lantai serta bisa ditempati oleh 216 santri ini, dapat memotivasi para santri untuk lebih giat belajar dan mengejar prestasi.